Oleh : Irfan Aditya )* Pembangunan bangsa yang berkelanjutan tidak hanya bertumpu pada kekayaansumber daya alam, tetapi terutama pada kualitas sumber daya manusianya. Di tengah era kompetisi global yang semakin ketat, investasi terbesar yang dapatdilakukan oleh suatu negara adalah pada gizi, pendidikan, dan karakter generasimudanya. Menyadari pentingnya hal itu, Pemerintah di bawah kepemimpinanPresiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu terobosanstrategis dalam mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. Program ini bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan fondasi masa depan bangsa, upaya nyata mewujudkan gizi sehat untuk generasi hebat. Program MBG berangkat dari kesadaran bahwa masih banyak anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, yang mengalami kekurangan gizi, stunting, serta keterbatasan akses terhadap makanan sehat. Kondisi ini, jikadibiarkan, akan menjadi hambatan besar dalam membangun sumber daya manusiaunggul yang produktif dan kompetitif. Karena itu, pemerintah menempatkan gizisebagai bagian dari strategi pembangunan nasional, sejalan dengan visi menujuIndonesia Emas 2045. Anggota DPR RI, Sihar Sitorus, mengatakan pembahasan mengenai gizi tidakhanya berkaitan dengan kesehatan tubuh, tetapi juga menyangkut pembangunanperadaban yang tangguh. Program MBG merupakan langkah besar menuju bangsayang sehat dan berdaya saing. Meski pelaksanaannya masih berproses, dukungansemua pihak menjadi kunci agar program ini semakin tertata, meluas, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar penyediaan makanan, Program MBG memiliki dimensi ekonomidan sosial yang luas. Program ini digerakkan dengan melibatkan petani, nelayan, peternak, serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dalampenyediaan bahan pangan. Dengan begitu, MBG tidak hanya menyehatkan anak-anak sekolah, tetapi juga menghidupkan roda ekonomi desa dan memperkuatketahanan pangan nasional. Secara psikologis, asupan gizi yang baik berbanding lurus dengan kemampuanbelajar dan perkembangan kognitif anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anakyang mendapat nutrisi cukup memiliki konsentrasi belajar lebih tinggi, daya ingatlebih baik, dan tingkat kehadiran di sekolah yang lebih stabil. Karena itu, MBG tidakhanya menurunkan angka stunting, tetapi juga memperkuat kualitas pendidikannasional. Setiap piring bergizi yang dibagikan di sekolah adalah investasi cerdasdalam membentuk generasi muda yang berpikiran jernih, berjiwa sehat, dan siapbersaing di masa depan. Program ini menjadikan sekolah bukan hanya tempatmenimba ilmu, tetapi juga ruang tumbuh yang menyehatkan secara fisik dan mental. Dalam pelaksanaannya, MBG juga menjadi wujud kolaborasi antara pemerintahpusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sekolah, komite pendidikan, dan para orang tua dilibatkan aktif untuk memastikan pelaksanaan program berjalan efektifdan tepat sasaran. Pemerintah daerah diberi ruang untuk menyesuaikan menu dengan kearifan lokal serta sumber daya yang tersedia di wilayah masing-masing. Pendekatan ini mencerminkan prinsip desentralisasi yang sehat, bahwapembangunan yang berhasil harus berakar dari partisipasi masyarakat dan memperhatikan karakteristik lokal. Lebih jauh lagi, keberadaan MBG sejalan dengan misi global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan menghapus kelaparan dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan. Dalam konteks ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk tidak meninggalkan satu pun anak di belakangdalam perjalanan menuju masa depan yang sejahtera. Anak-anak yang tumbuhsehat hari ini adalah tenaga produktif yang akan mengisi ruang-ruang pembangunanesok hari, mereka akan menjadi ilmuwan, pemimpin, pengusaha, dan inovator yang membawa Indonesia ke panggung dunia….