JAKARTA – Sebanyak 637 siswa Sekolah Rakyat (SR) dari Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan mengikuti pembelajaran literasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) selama dua hari. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya menghadirkan pengalaman belajar di ruang publik yang inklusif, setara, dan bermakna, sekaligus memperkuat budaya literasi di kalangan peserta didik.
Pembelajaran di Perpusnas tersebut dirancang untuk menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam mengakses pengetahuan. Melalui kunjungan edukasi ini, siswa diperkenalkan pada Perpusnas sebagai ruang belajar terbuka yang mendukung pengembangan karakter, kemandirian, serta rasa ingin tahu. Selain itu, wawasan kebangsaan dan pemahaman terhadap keragaman budaya Nusantara maupun dunia juga diperluas melalui koleksi dan pameran yang tersedia.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Suharyanto mengatakan Perpusnas tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, tetapi juga sebagai ruang kreativitas, inklusi sosial, dan kolaborasi.
“Berbagai program pendukung telah disiapkan, mulai dari pelatihan pengelolaan perpustakaan bagi guru, pembinaan perpustakaan sekolah, hingga penyediaan fasilitas dan bahan bacaan,” kata Suharyanto di Jakarta.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Sekretariat Komisi Nasional Disabilitas sekaligus Sekretaris II Sekretariat Bersama Sekolah Rakyat, Herman Koswara, menyampaikan bahwa kunjungan ke Perpusnas merupakan bagian dari misi Sekolah Rakyat dalam menghadirkan pembelajaran yang relevan dan setara.
“Kehadiran siswa di Perpusnas dipandang bukan sekadar kunjungan, melainkan upaya menumbuhkan semangat belajar, rasa ingin tahu, serta keberanian anak-anak dalam menjelajahi pengetahuan melalui pengalaman langsung,” ujarnya.
Pembelajaran inklusif menjadi agenda akhir pekan bagi 358 siswa SR. Melalui pembelajaran langsung di ruang literasi nasional, siswa diajak mengembangkan minat baca, memperluas wawasan, serta merasakan proses belajar di luar ruang kelas yang tetap bermakna. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian kunjungan dua hari dengan total peserta 637 siswa.
Pengalaman belajar tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa. Farisky Maulana Iman, siswa kelas X SRMA 33 Kota Tangerang Selatan, mengungkapkan ketertarikannya pada suasana Perpusnas yang nyaman serta koleksi bacaan yang beragam, khususnya buku filsafat Islam dan jurnalistik. Kesan serupa disampaikan Zahwa Anindita Fauzi, siswi kelas VII SRMP 6 Jakarta Timur, yang merasakan peningkatan minat baca setelah menikmati fasilitas dan suasana ruang baca.
Dari sisi pendamping, Kepala Perpustakaan K.H. Dewantara SRMA 10 Jakarta Selatan, Listiati Khoiriyah, menilai kunjungan ini memiliki makna penting dalam mendorong pembelajaran inklusif, terutama terkait pengenalan keragaman budaya. Selain itu, berbagai pelatihan dan fasilitas dari Perpusnas dinilai memberikan inspirasi dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, mulai dari katalogisasi hingga pemanfaatan aplikasi Integrated Library System Lite (INLISLite).
Kegiatan kunjungan edukasi ini diakhiri dengan sesi reviu pembelajaran dan kuis interaktif. Melalui pendekatan yang komunikatif dan menyenangkan, siswa diajak merefleksikan pengalaman belajar sekaligus memperkuat pemahaman tentang pentingnya literasi sebagai bagian dari pembelajaran inklusif.
(*/rls)

