Tiga Program Bansos Utama Cair November 2025, Mulai Program Keluarga Harapan (PKH) hingga Bantuan Pangan Non Tunai

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Sosial kembali menyalurkan tiga program bantuan sosial (bansos) utama bagi masyarakat rentan memasuki November 2025, sebagai langkah menjaga daya beli serta memastikan pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia.

Penyaluran ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat dukungan kepada kelompok rentan sekaligus memastikan ketepatan sasaran, transparansi, dan keberlanjutan program perlindungan sosial.

Program pertama yang mulai cair adalah Program Keluarga Harapan (PKH) tahap IV untuk periode Oktober–Desember 2025. Bantuan ditujukan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sesuai kategori yang telah ditetapkan pemerintah.

Program kedua adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Bantuan ini diberikan kepada KPM sebesar Rp200 ribu per bulan dan dicairkan untuk tiga bulan sekaligus. Dengan demikian, setiap penerima akan mendapatkan total Rp600 ribu.

Bantuan disalurkan dalam bentuk saldo elektronik yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok di e-warong atau agen sembako mitra Kemensos. Penyaluran BPNT berlangsung pada 1–20 November 2025.

Adapun program ketiga adalah BLT Kesra, bantuan pemulihan ekonomi masyarakat sebesar Rp300 ribu per bulan yang juga dicairkan sekaligus untuk tiga bulan. Dengan begitu, penerima BLT Kesra memperoleh total Rp900 ribu.

Penyaluran dilakukan melalui bank-bank Himbara seperti BRI, Mandiri, BNI, BSI, BTN serta PT Pos Indonesia. Bantuan ini mulai dicairkan pada minggu pertama hingga kedua November 2025.

Penyaluran bansos tahun ini berjalan beriringan dengan upaya besar Kemensos dalam melakukan sinkronisasi dan pemutakhiran data secara nasional.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau Gus Ipul, sebelumnya menegaskan bahwa sinkronisasi data merupakan fondasi utama agar distribusi bansos berjalan tepat sasaran.

“Kalau data kita sama, mulai dari tingkat desa sampai kementerian, maka program ke depan akan lebih sinkron. Sebaliknya, kalau datanya berbeda-beda, maka akan melahirkan ego sektoral,” ujar Gus Ipul.

Ia juga menyampaikan bahwa basis data penerima bansos ke depan akan mengacu pada pemutakhiran yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Datanya nanti adalah data tunggal sosial dan ekonomi nasional. BPS yang menentukan indikatornya, kami membantu memutakhirkan,” jelasnya.

Penyaluran tiga program bansos utama yang cair November 2025 ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, memperluas pemerataan ekonomi, serta memastikan kelompok rentan mendapatkan dukungan nyata dari negara.

Program ini diharapkan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan serta memperkuat jaring pengaman sosial Indonesia menuju 2026.

[w.R]