Oleh: Citra Kurnia Khudori)*
Pemerintah terus mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) sebagai langkah strategis menjaga stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan ini tidak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sosial, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi rakyat di tengah ketidakpastian global terutama menjelang akhir tahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah agar konsumsi rumah tangga hingga investasi kembali tumbuh lebih tinggi pada tiga bulan terakhir tahun ini.
Pemerintah menyadari bahwa adanya perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi pada kuartal III tahun 2025. Adapun pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencerminkan daya beli masyarakat mencapai 4,89% year on year (YoY) pada kuartal III/2025, lebih rendah dari 4,96% YoY pada kuartal II/2025 dan 4,91% YoY pada kuartal III/2024.
Airlangga mengungkapkan, pemerintah perlu melakukan upaya agar target pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2025, yakni rata-rata 5,2 persen bisa tercapai. Untuk meningkatkan daya beli, pemerintah telah memutuskan menggelontorkan bantuan langsung tunai sementara sebesar Rp900 ribu selama tiga bulan denggan alokasi dana Rp31,5 triliun dan target 35,05 juta keluarga penerima manfaat.
Dengan percepatan distribusi bansos, daya beli masyarakat di lapisan bawah kembali menguat, mendorong perputaran uang di pasar lokal. Efek domino dari kebijakan ini terasa langsung pada sektor konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, bansos juga memantik geliat ekonomi mikro di berbagai daerah. Warung kecil, pasar tradisional, hingga pelaku usaha rumahan ikut merasakan dampak positif dari meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat penerima manfaat.
Apalagi menjelang akhir tahun dan liburan Natal, biasanya konsumsi rumah tangga meningkat. Peka terhadap kondisi tersebut, pemerintah berupaya untuk mempercepat distribusi bansos di Triwulan IV ini.
Kementerian Sosial telah mengumumkan bahwa penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Triwulan IV telah mencapai lebih dari 90 persen. Ini mencakup 16,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan bahwa penyaluran Bantuan BLTS di Triwulan IV tepat sasaran dan dapat mendukung ekonomi masyarakat. Proses penyaluran BLTS triwulan IV ini menjadi fokus utama pemerintah dalam memastikan kesejahteraan masyarakat. Data penerima yang akurat sangat krusial untuk menghindari ketidaktepatan sasaran.
Sementara itu, untuk tahap kedua yang mencakup 18,7 juta KPM baru, proses verifikasi dan validasi data masih berlangsung. Realisasi saat ini sudah mencapai sekitar 80 persen, dengan 20 persen sisanya menunggu penyelesaian sebelum disalurkan.
Menteri yang kerap disapa Gus Ipul itu menegaskan, Kementerian Sosial terus berupaya mempercepat proses ini agar bantuan segera diterima oleh mereka yang berhak. Verifikasi lapangan dilakukan secara ketat, terutama bagi penerima baru BLTS.
Kementerian Sosial menargetkan seluruh penyaluran BLTS triwulan IV dapat rampung dalam beberapa minggu ke depan. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Penyelesaian penyaluran BLTS ini diharapkan dapat secara signifikan mendukung daya beli masyarakat menjelang akhir tahun. Ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga.
Komitmen Kemensos terhadap penyaluran BLTS yang cepat dan tepat adalah prioritas. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BPS dan Himbara, untuk mencapai target tersebut.
Selain itu, Kementerian Keuangan juga turut mengawasi realisasi anggaran bansos agar tidak ada dana yang mengendap atau tidak terserap. Pemerintah daerah didorong melakukan laporan harian untuk memastikan tidak ada keterlambatan di lapangan.
Instruksi juga diberikan kepada bank penyalur agar proses distribusi lebih cepat, terutama di daerah terpencil yang terkendala jaringan atau akses transportasi. Dengan demikian, menjelang akhir tahun 2025, pemerintah memastikan seluruh bantuan sosial berjalan lancar sesuai jadwal.
Percepatan distribusi bansos yang dilakukan pemerintah bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tetapi juga strategi ekonomi dalam menjaga daya beli masyarakat. Ketika bantuan tersalurkan tepat waktu dan tepat sasaran, efeknya mampu memperkuat konsumsi lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan distribusi bansos turut menentukan stabilitas ekonomi nasional sekaligus memperkecil kesenjangan sosial.
Percepatan distribusi bansos telah terbukti menjadi instrumen efektif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi. Langkah ini menunjukkan kehadiran negara yang nyata dalam melindungi rakyatnya dari tekanan harga dan ketimpangan sosial.
Selain memberi manfaat langsung bagi penerima, kebijakan ini juga menggerakkan sektor riil melalui peningkatan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Uang yang beredar di masyarakat kecil menjadi pengungkit bagi tumbuhnya usaha mikro dan peningkatan kesejahteraan komunitas.
Keberlanjutan program bansos perlu dibarengi dengan sistem pengawasan dan digitalisasi agar penyalurannya semakin transparan dan tepat sasaran. Dengan manajemen yang baik, percepatan distribusi bansos akan terus menjadi fondasi penting dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan sosial.
)* Pemerhati Isu Sosial-Ekonomi

