Pendidikan Papua Maju Pesat Berkat Komitmen Pemerintah dalam Membangun Generasi Emas

PAPUA – Kemajuan pendidikan di Tanah Papua semakin terlihat seiring penguatan program Otonomi Khusus (Otsus) serta hadirnya berbagai inisiatif inklusif yang memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Dinas Pendidikan Provinsi Papua menegaskan komitmen berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan bagi Orang Asli Papua (OAP).

Kepala Bidang Mutu dan Layanan Pendidikan Dinas Pendidikan Papua, Elia Waromi, menuturkan bahwa selama 24 tahun implementasi Otsus, berbagai program afirmasi telah memberikan dampak besar bagi generasi muda Papua.

“Sebagai orang asli Papua, kami merasakan langsung kemajuan pembangunan pendidikan sejak Otsus diberlakukan. Banyak anak Papua kini bisa mengenyam pendidikan tinggi hingga luar negeri,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dukungan tersebut merupakan bagian dari amanah UUD 1945, UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otsus Papua, serta Asta Cita Presiden Prabowo yang menempatkan pembangunan manusia sebagai prioritas utama.

Berbagai program seperti Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK) membuka peluang besar bagi putra-putri OAP untuk mengenyam pendidikan di kampus-kampus terkemuka. Dalam dua dekade terakhir, ribuan pelajar Papua telah berhasil menyelesaikan studi hingga jenjang sarjana, magister, doktor, bahkan mencapai profesi dan kepakaran akademik.

“Keberhasilan ini menjadi bukti kuat bahwa Otsus menghadirkan perubahan positif dan membuka ruang luas bagi kemajuan pendidikan OAP,” kata Elia.

Selain memperluas akses pendidikan tinggi, Pemerintah Provinsi Papua juga memperkuat layanan pendidikan inklusif melalui program kelas terintegrasi bagi anak putus sekolah, korban kasus sosial, dan siswa yang membutuhkan pendekatan alternatif. Program yang diinisiasi bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) ini menjadi langkah strategis untuk memastikan tidak ada anak di Papua yang tertinggal dalam mendapatkan hak pendidikan.

“Kami sangat mendukung program ini karena menyangkut masa depan generasi Papua. Setiap anak, apa pun latar belakangnya, harus diberi kesempatan untuk kembali ke sekolah,” ujar Elia.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi berbagai pihak mulai dari Dinas Sosial, DP3AKB, pemerintah daerah, hingga para guru di sekolah-sekolah sasaran. Program ini akan dijalankan hingga 2027 dengan evaluasi berkala bersama pemerintah daerah dan WVI.

Kepala SMKS YPK 2 Teknologi dan Rekayasa Biak Numfor, Soleman Salomo Sroyer, menyatakan kesiapan sekolahnya untuk menjadi pilot project kelas terintegrasi. “Pendekatan pada siswa di kelas ini berbeda. Kami menyiapkan metode dan fasilitas belajar yang disesuaikan kebutuhan mereka agar mereka kembali percaya diri dan mampu menyelesaikan pendidikan,” ungkapnya.

Ia berharap hadirnya kelas terintegrasi menjadi ruang baru untuk membangkitkan semangat belajar anak-anak Papua.

Berbagai upaya pemerintah melalui Otsus, afirmasi pendidikan, dan program kelas terintegrasi kini semakin mempercepat kemajuan pendidikan Papua. Dampak positif terlihat dari meningkatnya angka partisipasi sekolah, lahirnya generasi muda berprestasi, serta semakin terbukanya akses pendidikan berkualitas hingga pelosok daerah. Pembangunan pendidikan yang konsisten dan terarah ini menjadi fondasi kuat bagi lahirnya generasi emas Papua yang siap berkontribusi bagi pembangunan daerah dan kemajuan Indonesia.