Biak – Pemprov Papua menegaskan bahwa Otonomi Khusus (Otsus) yang telah berjalan 24 tahun memberi dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan Orang Asli Papua (OAP).
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Mutu dan Layanan Pendidikan Dinas Pendidikan Papua, Elia Waromi, dalam peringatan hari lahir Otsus Papua di Biak.
Ia menyebut masyarakat Papua dapat merasakan langsung perubahan di sektor pendidikan sejak kebijakan tersebut diberlakukan.
“Secara nyata sebagai orang asli Papua pasti merasakan kemajuan pembangunan bidang pendidikan sejak pemberlakuan Otsus tahun 2001 hingga 2025,” ujarnya.
Elia menjelaskan bahwa peningkatan akses pendidikan bagi OAP tidak lepas dari program afirmasi yang selama ini dijalankan pemerintah, seperti Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).
Program tersebut membuka kesempatan bagi lulusan SMA/SMK Papua untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan dukungan penuh pemerintah.
Menurutnya, semakin banyak anak Papua yang berhasil menuntaskan pendidikan sarjana, magister, hingga doktor baik di dalam maupun luar negeri.
“Tak dipungkiri lagi pemberlakuan era Otsus Papua sejak 2021 hingga 2025 banyak warga OAP bisa kuliah selesai raih sarjana, magister, dan doktor,” katanya.
Ia turut menyinggung sejumlah putra-putri Papua yang telah meraih gelar tertinggi seperti profesor di bidang tertentu.
Capaian tersebut dinilai menjadi bukti nyata bahwa Otsus memberikan hasil positif bagi pembangunan sumber daya manusia Papua, khususnya melalui sektor pendidikan.
“Banyak keberhasilan Program Otsus Papua sektor pendidikan OAP merupakan bukti nyata dari keberhasilan Program Otsus,” tambahnya.
Sejalan dengan peningkatan akses pendidikan, Pemprov Papua juga memperkuat pembinaan karakter generasi muda.
Lima sekolah menengah di Kabupaten Biak Numfor ditetapkan sebagai model Program Kepemimpinan Anak Papua.
Program ini diinisiasi Dinas Pendidikan Papua dan didukung Wahana Visi Indonesia, dengan tujuan membekali siswa-siswi OAP keterampilan kepemimpinan dan kemampuan berpikir kritis sebagai bekal menuju masa depan.
Elia menyatakan bahwa program tersebut merupakan upaya menyiapkan generasi muda Papua agar mampu berperan lebih besar dalam pembangunan daerah dan nasional.
“Melalui program kepemimpinan anak di sekolah terpilih dapat menyiapkan generasi emas siswa-siswi orang asli Papua sebagai calon pemimpin Indonesia ke depan,” ujarnya.
Lima sekolah yang ditunjuk sebagai model meliputi SMA Negeri 1, SMA YPK, SMK YPKS YPK, SMK Yapis, dan SMK YPK1. Pemerintah berharap langkah ini dapat memperkuat kualitas pendidikan sekaligus menciptakan lingkungan belajar yang mendorong tumbuhnya calon pemimpin muda Papua.
Dengan berbagai program afirmasi dan pengembangan karakter tersebut, Pemprov Papua menilai pembangunan pendidikan di Bumi Cenderawasih terus menunjukkan kemajuan yang semakin nyata. #

