Sekolah Rakyat Tingkatkan Kesetaraan Dalam Askes Pendidikan Bagi Masyarakat

Oleh: Yandi Arya Adinegara)*

Di tengah dinamika pembangunan nasional, akses pendidikan yang merata masih menjadi tantangan utama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menghadirkan terobosan signifikan melalui Program Sekolah Rakyat. Program ini bukan sekadar memberikan pendidikan gratis, tetapi juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan kesetaraan sosial di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat telah memberikan kesempatan bagi anak-anak yang sebelumnya sulit mengenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi. Anak atau cucu dari keluarga miskin tidak harus menjadi miskin, dan pentingnya memiliki keberanian untuk mengubah serta memutus rantai kemiskinan, serta tidak boleh menyerah pada keadaan.

Hingga saat ini, telah berdiri 166 Sekolah Rakyat yang mencakup jenjang SD hingga SMA. Angka ini melampaui target awal pemerintah, yang awalnya menargetkan pembangunan 100 sekolah hingga pertengahan tahun depan. Lebih dari 15.945 siswa dari keluarga miskin ekstrem kini menikmati fasilitas belajar gratis, berasrama, dan makanan yang disediakan pemerintah. 

Presiden Prabowo optimistis, target pembangunan 500 Sekolah Rakyat akan tercapai hingga akhir masa kepemimpinannya, sehingga program ini bisa membantu setidaknya 500 ribu keluarga dari lapisan masyarakat paling bawah.

Sekolah Rakyat tidak hanya menyediakan pendidikan formal, tetapi juga menekankan pembentukan karakter, keterampilan vokasi, kemandirian, dan nilai-nilai kebangsaan. Program ini menjadi jantung dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. 

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyanti menjelaskan bahwa sekolah rakyat dibangun agar generasi penerus belajar tentang arti kerja keras, tanggung jawab, dan cinta kepada negeri.

Keberhasilan Sekolah Rakyat bisa terlihat nyata di Makassar, Sulawesi Selatan. Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar menjadi contoh konkret bahwa pendidikan gratis dengan fasilitas lengkap bukan sekadar janji, melainkan kenyataan yang dirasakan masyarakat. 

Siswa tidak perlu lagi khawatir tentang biaya sekolah, buku, atau kebutuhan asrama. Semua kebutuhan dasar pendidikan ditanggung negara. Sejak dibuka, SRMP 23 Makassar telah menampung 137 siswa angkatan pertama, seluruhnya berasal dari keluarga miskin.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menambahkan bahwa Sekolah Rakyat merupakan salah satu upaya pemerintah memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Ia menyebut Sekolah Rakyat sebagai lentera keadilan yang menyalakan asa agar setiap anak Indonesia, dari manapun berasal, dapat menikmati cahaya ilmu dan menapaki masa depan dengan penuh martabat menuju Indonesia maju. 

Sekolah Rakyat diharapkan menjadi sumber inspirasi dan transformasi pendidikan nasional, serta mendorong deteksi talenta dan bakat anak sejak dini agar setiap individu dapat berkembang sesuai kapasitasnya.

Program Sekolah Rakyat juga mendapatkan dukungan lintas kementerian. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyediakan layanan internet untuk mendukung pembelajaran digital, sementara Kementerian Sosial memfasilitasi pembangunan dan manajemen asrama, serta penetapan siswa dari keluarga desil 1 dan 2 melalui koordinasi dengan BPS, Dinas Sosial, dan Dinas Pendidikan. Dukungan lintas sektor ini memastikan program berjalan tepat sasaran dan kualitas pendidikan tetap terjaga.

Selain memberikan pendidikan formal, Sekolah Rakyat menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas. Siswa tinggal di asrama, belajar dan makan bersama, serta mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang membangun karakter. 

Lingkungan ini menjadi rumah kedua yang mengajarkan anak-anak tentang kerja sama, disiplin, dan tanggung jawab. Hal ini terlihat dari kegiatan baris-berbaris, pelatihan kepemimpinan, serta kegiatan seni dan olahraga yang dijalankan secara rutin.

Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata dampak sosial program ini. Sekolah Rakyat memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk menggapai mimpi mereka, tanpa terkendala latar belakang ekonomi. 

Pemerintah menargetkan keberlanjutan dan perluasan program Sekolah Rakyat, termasuk melalui payung hukum yang kuat agar meski terjadi pergantian pemerintahan, akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin tetap terjamin. 

Transformasi pendidikan nasional melalui Sekolah Rakyat diyakini akan menjadi pondasi pengentasan kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM, dan menumbuhkan masyarakat yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

Dalam konteks Indonesia yang terus berbenah menuju keadilan sosial, Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, tetapi juga simbol nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan. Program ini membuktikan bahwa ketika negara hadir, anak-anak dari keluarga pra-sejahtera tidak lagi kehilangan kesempatan untuk belajar, bermimpi, dan tumbuh menjadi generasi yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Dengan Sekolah Rakyat, harapan yang sempat meredup kini menyala kembali. Pendidikan bukan lagi hak istimewa, tetapi hak semua anak Indonesia, tak peduli dari latar belakang mana mereka berasal. Di setiap kelas, asrama, dan halaman sekolah, anak-anak menyalakan asa, menata kembali mimpi mereka, dan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan. 

Sekolah Rakyat telah menjadi lentera yang menuntun langkah mereka menuju kehidupan yang lebih baik, membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci sejati dalam memutus rantai kemiskinan dan membangun Indonesia maju.

)*Penulis Merupakan Pengamat Sosial

[edRW]