Jakarta – Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini kembali menjadi momentum penting untuk meneguhkan semangat persatuan di tengah tantangan era digital. Di berbagai daerah, perayaan berlangsung dengan aman dan penuh kebersamaan, berkat sinergi antara aparat keamanan dan partisipasi aktif masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menilai situasi kondusif tersebut mencerminkan kematangan bangsa dalam menghadapi dinamika sosial yang semakin kompleks. Menurutnya, makna perjuangan pemuda masa kini bukan lagi berbentuk fisik, tetapi menjaga kesatuan bangsa dari ancaman informasi yang menyesatkan.
“Semangat Sumpah Pemuda hari ini bukan lagi perjuangan fisik, melainkan menjaga keutuhan bangsa di tengah derasnya arus informasi. Tantangan kita sekarang adalah melawan disinformasi dan provokasi yang bisa memecah belah,” ujar Pratikno.
Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam memperkuat ketahanan sosial melalui peningkatan literasi digital dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.
Sejalan dengan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan apresiasi atas kontribusi masyarakat dan kalangan muda dalam menjaga situasi aman selama peringatan berlangsung. Ia menegaskan bahwa keberhasilan menciptakan kondusifitas nasional tidak lepas dari kerja sama lintas elemen bangsa.
“Kondusifitas nasional tidak bisa dicapai hanya oleh aparat. Ini hasil kerja bersama antara TNI, Polri, dan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Kapolri juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap provokasi di ruang digital yang dapat mengganggu persatuan bangsa.
“Jaga ruang digital dari berita palsu dan kebencian. Jangan beri ruang bagi pihak yang ingin memecah persatuan bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa kolaborasi antara TNI dan Polri akan terus diperkuat dalam menjaga stabilitas nasional, terutama di momen-momen kebangsaan seperti Sumpah Pemuda.
“Kami bersama Polri memastikan perayaan Sumpah Pemuda berjalan aman, damai, dan penuh semangat persaudaraan. Sinergi ini adalah bukti nyata bahwa keamanan nasional lahir dari gotong royong antara rakyat dan aparat,” katanya.
Dari sisi akademis, Dr. H. Darsono, M.Si., Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, menilai bahwa kondisi peringatan yang tertib dan damai merupakan cerminan kedewasaan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
“Pemuda kini mulai memahami pentingnya nasionalisme digital, yakni semangat persahabatan yang diwujudkan melalui literasi, kolaborasi, dan etika bermedia,” ujarnya.
Semangat kolaborasi dan kewaspadaan terhadap provokasi yang ditunjukkan oleh masyarakat dari Sabang hingga Merauke menandakan bahwa nilai-nilai Sumpah Pemuda 1928 tetap hidup dalam bentuk yang relevan dengan zaman. Melalui sinergi antara masyarakat, TNI, dan Polri, bangsa Indonesia menunjukkan diri sebagai bangsa yang kuat, dewasa, dan siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri dan persatuannya.

