Oleh: Sri Lestari Puteri* Tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi tonggak penting dalam kebangkitan ekonomi nasional. Di bawah kepemimpinan yang visioner, pemerintah berhasil melahirkan lembagastrategis bernama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebagai simbol kemandirian ekonomi bangsa dan wujud nyata dari komitmen untukmembangun ekosistem investasi yang sehat, kuat, dan berdaulat. Danantara dibentuk melalui revisi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentangBUMN, menjadi superholding yang memayungi dan mengintegrasikan seluruh asetstrategis negara di bawah satu tata kelola terpadu. Langkah ini menandai era barupengelolaan investasi nasional yang modern, transparan, dan profesional, sejalandengan visi pemerintah Prabowo-Gibran untuk memperkuat fondasi ekonomi menujuIndonesia Emas 2045. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembentukan Danantara merupakanupaya untuk mengonsolidasikan kekuatan ekonomi nasional dan menjadikan BUMN sebagai motor penggerak kesejahteraan rakyat. Ia menilai, Indonesia memilikipotensi luar biasa yang harus dikelola dengan strategi investasi cerdas agar memberikan manfaat langsung bagi rakyat. Menurutnya, Danantara akan menjadiinstrumen utama untuk memastikan seluruh aset negara bekerja optimal demi kemakmuran bangsa. Sementara itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menilai Danantara adalahrepresentasi dari semangat generasi muda dalam membangun tata kelola ekonomiyang transparan, efisien, dan berdaya saing global. Ia menekankan pentingnyainovasi dalam pengelolaan investasi, terutama pada sektor-sektor masa depanseperti energi terbarukan, teknologi digital, dan pangan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinan Rosan Perkasa Roeslani sebagai CEO, Danantaramenargetkan kontribusi dividen kepada negara mencapai US$10 miliar atau sekitarRp165 triliun pada tahun 2029, dengan kapasitas investasi hingga US$40 miliartanpa leverage. Potensi total pengembangan investasi bahkan diproyeksikanmencapai US$250 miliar, menandakan optimisme kuat terhadap transformasiekonomi nasional. Rosan menilai, Danantara tidak hanya akan menjadi lembagainvestasi, tetapi juga penggerak pertumbuhan inklusif yang membuka peluang bagisektor swasta, daerah, dan UMKM untuk tumbuh bersama. Dalam skala global, Danantara memperkuat kerja sama dengan berbagai sovereign wealth fund (SWF) dunia, seperti Qatar Investment Authority (QIA), China Investment Corporation (CIC), Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, dan mitradari Uni Emirat Arab. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut langkah ini sebagai bukti meningkatnya kepercayaan dunia terhadapstabilitas dan kredibilitas ekonomi Indonesia. Menurutnya, kerja sama tersebut akanmembawa modal, teknologi, dan jaringan internasional yang sangat dibutuhkanuntuk mendorong hilirisasi dan transformasi ekonomi nasional. Pemerintah menaruh harapan besar pada Danantara untuk menjadi motor penggerak reformasi BUMN….