Pemerintah Terus Gencarkan Program Sekolah Rakyat Percepat Putus Rantai Kemiskinan

Oleh : Antonius Googie )*

Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan komitmen nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan. Salah satu terobosan besar yang kini gencar dilaksanakan adalah Program Sekolah Rakyat, yang diharapkan mampu menjadi solusi efektif dalam memutus rantai kemiskinan antar-generasi.

Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi salah satu titik pelaksanaan program ini. Kehadiran Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono dalam dialog bersama calon siswa Sekolah Rakyat di Balai Latihan Kerja (BLK) Indramayu, mempertegas dukungan penuh pemerintah pusat terhadap program strategis tersebut.

Menurut Mensos, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 65 titik di Indonesia dengan jumlah hampir 16.000 siswa pada 2025. Kehadiran program ini bukan sekadar membuka akses pendidikan gratis, melainkan menghadirkan model pembelajaran berbasis asrama, makanan bergizi, hingga kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Indramayu terpilih karena bupatinya hebat dan cekatan, sehingga berhasil mendapatkan kesempatan. Pihaknya ingin anak-anak dari berbagai latar belakang bisa mengenyam pendidikan yang layak.

Salah satu keistimewaan Sekolah Rakyat adalah penerimaan siswa tanpa seleksi akademik. Setiap anak, meski dengan kondisi kesehatan dan gizi yang belum ideal, tetap diterima untuk mendapat pendidikan setara. Pemeriksaan awal menemukan banyak calon siswa mengalami anemia, gizi buruk, hingga masalah gigi. Namun, kondisi itu justru semakin menegaskan urgensi kehadiran program ini.

Siswa Sekolah Rakyat akan mendapat fasilitas lengkap: asrama, pola makan disiplin tiga kali sehari dengan tambahan kudapan, seragam delapan set, hingga laptop yang diberikan langsung oleh Presiden Prabowo. Selain pembelajaran formal, siswa juga dibekali pendidikan karakter, keagamaan, serta diarahkan untuk mengembangkan minat dan bakat melalui teknologi kecerdasan buatan (AI). Gus Ipul mengatakan untuk sementara, kegiatan belajar ditempatkan di BLK Indramayu. Namun, tahun depan gedung permanen akan dibangun di Desa Cikawung di atas lahan tujuh hektar dengan kapasitas lebih dari 1.000 siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Presiden Prabowo juga menitipkan pesan moral kepada para siswa yakni Belajarlah dengan baik. Hormati guru, cintai ayah dan ibu, rajin ibadah, selalu sopan dengan teman, rajin berolahraga, cintai tanah air, semangat terus, dan selalu gembira. Bupati Indramayu, Lucky Hakim menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat. Asupan gizi dan pendidikan adalah kunci masa depan anak. Program ini nyata dan penuh kepedulian.

Tak hanya Indramayu, Kabupaten Bandung juga menyiapkan diri menyambut program ini. Bupati Bandung, Dadang Supriatna menargetkan Sekolah Rakyat di Ciwidey dapat rampung pada Juni 2026 dengan kapasitas hingga 1.000 siswa. Pemkab Bandung bahkan telah menyiapkan lahan delapan hektare untuk pembangunan.

Apabila pembangunan tidak disiapkan tahun ini, jumlah siswa akan membludak. Bupati Bandung sudah meminta semua pihak untuk mengawal percepatan pembangunan agar tahun ajaran 2025/2026 bisa tercapai. Ia berharap Kabupaten Bandung dapat memiliki minimal dua Sekolah Rakyat, yakni di Ciwidey dan Nagreg, mengingat luas wilayah dan banyaknya anak-anak yang membutuhkan akses pendidikan.

Direktur Jenderal Prasarana Strategis Kementerian Sosial, Bisma Staniarto, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat. Setiap tahun akan direkrut siswa baru, sementara tenaga pengajar disiapkan sistematis dengan dukungan Kemenpan-RB dan Kemendikdasmen. 

Hingga akhir September 2025, Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo mencatat ada 165 titik Sekolah Rakyat rintisan yang sudah beroperasi di seluruh Indonesia. Di Kota Semarang, ia membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 45, yang menaungi jenjang SD dan SMA dengan total 100 siswa per angkatan. Presiden ingin siklus kemiskinan antar-generasi bisa terputus melalui pendidikan. Anak-anak dari keluarga miskin harus punya kesempatan yang sama untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menegaskan dukungannya. Ia berharap Sekolah Rakyat dapat melahirkan generasi berkarakter yang kelak menjadi pemimpin, pengusaha, maupun profesional unggul. Salah satu orang tua siswa, Alimah, mengaku sangat terbantu dengan adanya sekolah ini. 

Program Sekolah Rakyat jelas bukan sekadar proyek pendidikan biasa. Lebih dari itu, ia merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa untuk mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Dengan fasilitas asrama, gizi seimbang, hingga pemetaan bakat berbasis teknologi, program ini memberi jaminan bahwa anak-anak dari keluarga miskin tidak lagi terjebak dalam siklus keterbatasan. Di sisi lain, keterlibatan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan. Dukungan bupati, wali kota, dan jajaran kementerian terkait menunjukkan bahwa pendidikan tidak bisa hanya ditanggung pusat, tetapi harus menjadi gerakan bersama seluruh lapisan pemerintahan.

Sekolah Rakyat kini menjelma sebagai simbol perhatian Presiden Prabowo terhadap masa depan anak bangsa. Harapannya, program ini dapat melahirkan generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, sehat, dan siap bersaing di kancah global. Dengan semakin banyaknya titik Sekolah Rakyat di berbagai daerah, mimpi memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang bertumbuh.

)* Pemerhati masalah Pendidikan