Oleh: Puteri Anindita*
Satu tahun perjalanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan bangsa. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini telah membawa perubahan nyata dalam kehidupan jutaan anak Indonesia dan memberi suntikan besar pada pertumbuhan ekonomi daerah. Publik menilai kehadiran MBG sebagai langkah berani yang berhasil mengintegrasikan aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi secara simultan.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun, MBG telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat. Angka ini menunjukkan betapa besar komitmen negara untuk hadir di tengah rakyat dengan menghadirkan makanan sehat dan bergizi bagi generasi muda. Presiden Prabowo menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan kerja besar yang belum pernah dilakukan sepanjang sejarah Indonesia. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan ini tidak hanya soal jumlah, melainkan juga tentang tekad untuk membalik arus pembangunan agar lebih berpihak pada masyarakat desa dan daerah. Dengan alokasi anggaran mencapai Rp335 triliun, program ini telah mengalirkan dana besar langsung ke desa-desa, menciptakan pemerataan ekonomi yang nyata.
Keberadaan MBG tidak hanya memastikan anak-anak sekolah mendapat gizi yang cukup, tetapi juga menciptakan efek berlapis bagi perekonomian nasional. Program ini melibatkan petani, nelayan, UMKM, dan penyedia jasa lokal sehingga memunculkan ekosistem ekonomi baru yang tumbuh dari bawah. Presiden bahkan memproyeksikan bahwa pada awal tahun depan, program ini akan menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru. Ini bukan sekadar janji, melainkan strategi konkret untuk menjadikan MBG sebagai mesin penggerak roda ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa MBG merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa. Menurutnya, manfaat program ini tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek melalui peningkatan gizi anak, tetapi juga dalam jangka panjang melalui tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat. MBG dinilai mampu mendorong gerakan pendidikan gizi, sehingga keluarga Indonesia lebih peduli terhadap asupan sehat dan higienis. Ia menambahkan bahwa keberhasilan MBG juga mencerminkan semangat gotong-royong, karena pelaksanaannya melibatkan pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Dukungan kuat juga datang dari legislatif. Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, menyatakan bahwa MBG adalah langkah positif yang harus terus diperkuat. Menurutnya, program ini sejalan dengan visi negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sementara itu, Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menekankan bahwa MBG berperan penting dalam mempercepat penurunan angka stunting yang kini berada di level 14,5 persen. Ia optimistis dengan keberlanjutan program ini, Indonesia bisa mencapai target nol stunting di masa depan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, juga melihat MBG sebagai program yang sangat strategis. Baginya, keterlibatan sekolah dan guru dalam mendukung pelaksanaan program akan memperkuat kepercayaan publik sekaligus memastikan anak-anak mendapat asupan sehat setiap hari. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa MBG tidak hanya menyentuh aspek kesehatan, tetapi juga berkontribusi langsung pada kualitas pendidikan nasional.
Dari kalangan akademisi, Kristian Widya Wicaksono dari Universitas Parahyangan Bandung menilai bahwa keberhasilan MBG sangat ditentukan oleh kolaborasi berbagai pihak. Ia menegaskan bahwa program dengan skala sebesar ini membutuhkan dukungan pemerintah daerah, sekolah, dan jaringan lokal agar implementasi berjalan lebih efektif. Menurutnya, keterlibatan jejaring lokal merupakan aset yang mempercepat keberhasilan program karena mereka memahami kebutuhan masyarakat secara langsung.
Pernyataan para tokoh tersebut menggambarkan betapa besar kepercayaan publik terhadap manfaat MBG. Program ini bukan sekadar kebijakan populis, melainkan strategi visioner untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045. Dengan gizi yang tercukupi, anak-anak Indonesia dapat tumbuh lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing di kancah global. Pada saat yang sama, ekonomi lokal bergerak lebih dinamis, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Program MBG telah menjadi simbol keadilan sosial. Negara memastikan tidak ada anak Indonesia yang belajar dengan perut kosong. Setiap porsi makanan bergizi yang sampai di meja makan siswa bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga membawa harapan. Harapan agar anak-anak tumbuh sehat, memiliki konsentrasi lebih baik dalam belajar, dan kelak menjadi generasi unggul yang membawa Indonesia menuju kejayaan.
Setahun perjalanan MBG membuktikan bahwa program besar yang digagas pemerintah mampu memberi manfaat ganda. Dari sisi kesehatan, angka stunting mulai menunjukkan tren penurunan. Dari sisi ekonomi, desa-desa yang dulunya pasif kini bergerak karena aliran dana yang langsung menyentuh petani, pedagang kecil, hingga UMKM. Dari sisi sosial, tumbuh semangat gotong-royong masyarakat dalam mendukung keberhasilan program.
Melihat capaian ini, publik wajar mengakui bahwa MBG adalah warisan berharga bagi masa depan bangsa. Program ini membangun pondasi ketangguhan nasional dengan cara yang sederhana tetapi berdampak luas. Dengan sinergi lintas pihak, transparansi, dan pengawasan yang ketat, MBG berpotensi menjadi ikon keberhasilan Indonesia di dunia internasional sebagai negara yang mampu menggabungkan pembangunan ekonomi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara beriringan.
Ke depan, harapan publik semakin besar. Target 82 juta anak dan ibu hamil yang akan menjadi penerima manfaat adalah tantangan sekaligus peluang. Jika keberhasilan satu tahun pertama dijadikan pijakan, maka tidak berlebihan bila masyarakat optimistis MBG akan semakin kuat dan menjangkau lebih banyak pihak. Generasi emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing kini bukan lagi sekadar cita-cita, melainkan visi yang mulai terwujud melalui MBG.
Setahun MBG berjalan, publik telah melihat dan merasakan manfaatnya. Program ini adalah bukti nyata keberpihakan negara kepada rakyat, bukti nyata bahwa pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia. Dengan MBG, Indonesia melangkah lebih mantap menuju masa depan yang sehat, adil, dan sejahtera.
*Penulis merupakan jurnalis independen