Setahun Berjalan Program MBG Buktikan Komitmen Pemerintah pada Gizi Anak

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto memiliki tujuan yang mulia. Pemerintah ingin menyelamatkan anak bangsa dari gizi tak seimbang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, program MBG bukan soal distribusi makanan, tetapi strategi kesehatan jangka Panjang. Ia menyebut kualitas gizi anak menentukan kualitas kesehatan bangsa, termasuk menekan angka stunting dan meningkatkan kesehatan ibu serta bayi.

“Kalau gizi anak-anak kita bagus, masalah kesehatan berkurang 30% sampai 50%. Karena itu, saya sangat berkepentungan program MBG ini sukses,” jelas BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin.

Mendukung pernyataan tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana memastikan pelaksanaan dan pengembangan program MBG ditujukan untuk menyelamatkan generasi mendatang dan menciptakan generasi berkualitas.

Ia menerangkan, MBG diharapkan dapat mengatasi persoalan pemenuhan gizi anak Indonesia utamanya 60% anak dari keluarga prasejahtera dan rentan. Kelompok tersebut masih menghadapi tantangan dalam mengakses sumber makanan bergizi seimbang.

“Dari survey BPS (Badan Pusat Statistik) itu keluarlah data mengenai anggota rumah tangga yang mencerminkan struktur demografi di Indonesia. Pertumbuhan penduduk Indonesia disokong keluarga dengan Pendidikan rata-rata 9 tahun. Oleh karena itu, tidak heran 60% anak-anak kita masih belum optimal dalam mengakses menu gizi seimbang,” terangnya.

Dadan mengungkapkan, kalau anak-anak tersebut tersebar di daerah padat penduduk seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Jakarta.

“Itulah yang menjadi target kita,” tambah Dadan.

Selama satu tahun berjalan, program MBG telah mencatat capaian yang luar biasa. Hingga 26 September 2025, lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi sudah tersaji bagi masyarakat Indonesia. Angka tersebut bukan sekedar statistik, melainkan bukti nyata upaya pemerintah dalam rangka memperkuat generasi penerus.

Program MBG menyasar kelompok prioritas yang membutuhkan dukungan gizi, diantaranya anak sekolah, balita, dan kelompok ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan data yang diperoleh dari BGN, anak sekolah yang menerima manfaat MBG sebanyak 28 juta jiwa, balita sebanyak 920 ribu, dan kelompok ibu hamil dan menyusui sebanyak 466 ribu.