Gas Bumi Hadirkan Solusi Berkelanjutan untuk Pencapaian Swasembada Energi

Jakarta — Gas bumi semakin menunjukkan perannya sebagai energi strategis dalam mendukung transisi menuju swasembada energi nasional. Pemerintah bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menegaskan komitmen untuk memperluas pemanfaatan energi bersih ini, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060 dan prioritas nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto serta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Hery Murahmanta, menekankan bahwa gas bumi merupakan tulang punggung transisi energi nasional. Selain berperan penting dalam pengendalian pencemaran udara, pemanfaatan gas bumi, khususnya jaringan gas rumah tangga (jargas), diyakini mampu menghadirkan solusi berkelanjutan dalam menekan impor energi.

“Kita berharap gas bumi dapat menjadi alternatif untuk mengurangi impor LPG, sejalan dengan arahan Presiden yaitu Asta Cita untuk mewujudkan swasembada energi. Kami sebagai pelaksana di lapangan akan terus berusaha mengoptimalkan pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi di seluruh lapisan masyarakat,” ujar Hery.

Sebagai bukti nyata, PGN telah membangun lebih dari 15.000 jargas yang didanai APBN serta lebih dari 69.000 jargas mandiri di Provinsi Banten. Jaringan tersebut tersebar di Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. PGN berkomitmen untuk terus memperluas akses masyarakat terhadap energi bersih ini, meskipun membutuhkan dukungan pemerintah agar pembangunan berjalan lebih optimal.

“Dukungan pemerintah sangat diperlukan agar perluasan jargas dapat berjalan lebih cepat, baik melalui percepatan perizinan, pemberian insentif keekonomian pembangunan jargas, maupun sosialisasi kepada masyarakat,” tambah Hery.

Senada dengan itu, Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menegaskan bahwa gas bumi memiliki peran strategis sebagai pilar menuju swasembada energi nasional. Menurutnya, pemanfaatan gas bumi tidak hanya menjadi energi transisi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Selain menjadi energi transisi yang lebih bersih, gas bumi juga menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Erika dalam keterangannya di Jakarta.

Erika menambahkan, pemanfaatan gas bumi sejalan dengan prioritas nasional kedua Asta Cita, yang menekankan kemandirian bangsa melalui swasembada energi, pangan, air, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi kreatif.

“Gas bumi tidak hanya berperan sebagai energi transisi yang lebih bersih, tetapi juga menjadi penopang utama perekonomian nasional, mulai dari mendukung sektor industri, kelistrikan, hingga rumah tangga, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat,” tegas Erika.

Sementara itu, Direktur Komersial PGN, Aldiansyah Idham, menyoroti langkah perusahaan melalui pembangunan Mother Station (MS) CNG Medan yang digarap oleh PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas). Proyek ini tidak hanya memperluas pasar gas bumi, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

“Pembangunan MS Medan adalah wujud komitmen Subholding Gas dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui penyediaan energi bersih yang terjangkau dan dapat diakses luas oleh masyarakat, sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi subsidi karena pasokan gas bumi 100 persen berasal dari dalam negeri,” jelas Aldiansyah.