Tangerang Selatan — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Melalui program ini, pasar bagi produk lokal terbuka luas, mulai dari hasil pertanian, peternakan hingga perikanan.
Presiden Prabowo menegaskan, MBG mampu menciptakan dampak berganda bagi masyarakat. Ia memperkirakan, sebanyak 1,5 juta lapangan kerja baru akan tercipta pada Januari hingga Februari 2026 mendatang. “Ternyata dengan makan bergizi ini kita bisa menciptakan, di awal tahun depan, Januari-Februari, 1,5 juta lapangan kerja baru. Kita telah berhasil menghidupkan ekonomi rakyat, bahwa tiap hari kita butuh telur, sayur, ikan, ayam, dan bahan-bahan dari kampung itu sendiri,” ujarnya.
Dampak nyata program ini terlihat dari kisah Ifta Bintan, pemasok ikan segar untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Tangerang Selatan. Sejak dipercaya menyuplai MBG, usahanya berkembang pesat. Ia kini mempekerjakan 15 karyawan dan bekerja sama dengan enam nelayan, meningkat dari sebelumnya hanya dua. “Karyawan saya tambah banyak. Mitra kami juga bertambah. Dengan adanya MBG ini, saya bisa membantu ibu-ibu sekitar rumah untuk ikut bekerja memotong, mencabut duri, lalu memfillet,” katanya.
Setiap hari, Bintan memasok 3.000 hingga 6.000 potong ikan fillet untuk dapur MBG. Ia menekankan kualitas ikan tetap dijaga dengan standar higienis agar selalu segar. Menurutnya, MBG bukan sekadar peluang usaha, melainkan sumber penghidupan bagi banyak orang. Ia berharap program prioritas Presiden Prabowo ini terus dilanjutkan agar semakin banyak anak Indonesia merasakan manfaat gizi seimbang sekaligus memperkenalkan ikan sebagai pangan sehat.
Kepala SPPG Khusus Tangsel, Nindy Sabrina, menegaskan bahwa pihaknya membuka peluang luas bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok. “Semua UMKM bisa datang ke sini, bisa mengetuk pintu. Selama kualitas sesuai dan harganya masuk, pasti bisa kami terima,” ujarnya.
Nindy menyebut, tingginya kebutuhan bahan pokok dapur MBG otomatis menggerakkan ekonomi lokal. Daging ayam misalnya, mencapai 300–400 kilogram per hari, belum termasuk beras, ikan, dan sayuran. SPPG Tangsel bahkan meraih predikat “SPPG Ramah UMKM” karena komitmennya melibatkan usaha kecil-menengah.
Dengan sinergi antara pemenuhan gizi anak dan penguatan UMKM, program MBG terbukti tidak hanya menyehatkan generasi bangsa, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian nasional.—