Oleh : Amanda Pratiwi )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak di seluruh Indonesia. Program ini dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan produktif. Di tengah berbagai tantangan sosial ekonomi, MBG hadir sebagai solusi nyata untuk menjawab persoalan gizi yang selama ini masih menjadi pekerjaan rumah bangsa, terutama di kalangan pelajar dari keluarga berpenghasilan rendah. Pemerintah menegaskan bahwa program ini tidak sekadar membagikan makanan, tetapi lebih pada membangun fondasi kesehatan anak bangsa sejak dini.
Sekretaris Jenderal Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Sekjen ICMI), Andi Yuliani mengatakan pihaknya mendukung penuh program MBG dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Program MBG memiliki dampak strategis dalam membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Program MBG memiliki sejumlah keunggulan strategis yakni meningkatkan kesehatan dan kualitas gizi anak bangsa untuk membantu mengurangi masalah stunting, gizi buruk, dan ketimpangan asupan gizi di berbagai daerah.
Dalam praktiknya, MBG dijalankan melalui sinergi lintas kementerian, pemerintah daerah, hingga sekolah-sekolah. Setiap anak sekolah yang menjadi penerima manfaat diharapkan mendapat asupan gizi seimbang sesuai dengan standar kesehatan. Menu yang disajikan tidak hanya berfokus pada mengenyangkan perut, tetapi juga memperhatikan kandungan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan demikian, MBG bukan sekadar program konsumtif, melainkan program pembangunan sumber daya manusia yang terukur dan terarah.
Wakil Walikota Palangka Raya, Achman Zaini menjelaskan Pemerintah Kota Palangka Raya mendukung penuh program MBG. Perlu pemenuhan gizi seimbang bagi anak-anak sekolah, maupun langkah-langkah konkret dalam penanganan dan pencegahan TBC di masyarakat. MBG merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak sekolah. Selain itu, program ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM dan ekonomi kerakyatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah menyadari bahwa kualitas gizi anak sangat erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan masa depan bangsa. Anak-anak dengan gizi yang cukup cenderung memiliki konsentrasi belajar yang lebih baik, daya tahan tubuh yang lebih kuat, serta perkembangan kognitif yang lebih optimal. Sebaliknya, kekurangan gizi seringkali berdampak pada menurunnya prestasi belajar dan meningkatnya risiko penyakit. Karena itu, MBG dirancang sebagai upaya sistematis untuk memutus rantai masalah malnutrisi yang masih menghantui sebagian daerah di Indonesia.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat, mulai dari petani lokal yang memasok bahan pangan, koperasi desa yang mengelola distribusi, hingga para guru dan tenaga pendidik yang memastikan anak-anak benar-benar mendapatkan makanan bergizi di sekolah. Dengan pola ini, MBG sekaligus memberi dampak ekonomi melalui pemberdayaan lokal, menciptakan lapangan kerja, serta menjaga stabilitas harga pangan di tingkat desa. Inilah bentuk pembangunan inklusif yang tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Seiring dengan itu, pemerintah juga menyiapkan sistem pengawasan ketat terhadap mutu makanan yang didistribusikan. Standar higienitas, keamanan pangan, serta kualitas gizi menjadi prioritas agar tidak terjadi kasus yang merugikan masyarakat. Kementerian terkait bersama lembaga pengawas pangan akan melakukan evaluasi rutin dan penyesuaian kebijakan jika diperlukan. Hal ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjamin bahwa MBG benar-benar membawa manfaat bagi generasi muda.
Program MBG juga memiliki dimensi strategis dalam memperkuat ketahanan nasional. Anak-anak yang tumbuh dengan gizi baik akan menjadi generasi yang lebih tangguh secara fisik dan mental. Dalam konteks jangka panjang, mereka akan menjadi tenaga kerja produktif yang mampu bersaing di era global, sekaligus memperkokoh cita-cita Indonesia Emas 2045. Dengan begitu, MBG tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga menyiapkan fondasi masa depan bangsa.
Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie menegaskan dirinya akan terus melakukan peninjauan ke sekolah penyelenggara program gizi untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga. Pihaknya juga meminta pengawasan lebih ketat dari mitra penyelenggara, agar tidak terjadi kasus keracunan seperti yang sempat muncul di daerah lain.
Dengan segala manfaatnya, wajar bila MBG tetap menjadi andalan pemerintahan Prabowo-Gibran. Program ini bukan sekadar simbol kepedulian negara terhadap generasi muda, tetapi juga representasi dari komitmen kuat untuk membangun Indonesia yang sehat, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Dalam beberapa tahun ke depan, konsistensi, pengawasan, serta dukungan dari seluruh elemen bangsa akan sangat menentukan keberlanjutan dan kesuksesan program ini. Jika berjalan sesuai rencana, MBG berpotensi menjadi warisan berharga bagi masa depan Indonesia.
)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik