Produksi Pangan Nasional Terus Meningkat, Prabowo-Gibran Banjir Apresiasi

Jakarta — Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional terus mendapat sorotan positif seiring dengan pencapaian baru di sektor pertanian. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dalam tiga tahun ke depan, Indonesia akan mencapai kemajuan besar menuju swasembada pangan.

“Pangan, perut, kita amankan makan, pangan untuk seluruh rakyat Indonesia. Tidak bisa lagi kita tergantung impor,” ujar Prabowo Subianto.

Presiden menekankan bahwa Indonesia telah keluar dari ketergantungan impor beras. Ia menyebut produksi beras nasional kini berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah dengan proyeksi surplus mencapai 3,5 juta ton hingga akhir 2025. Menurutnya, langkah berikutnya adalah memperkuat infrastruktur penyimpanan agar cadangan pangan lebih terjamin.

“Sekarang masalahnya kita harus bangun gudang yang cukup untuk menampung beras-beras itu. Jagung kita juga produksinya sangat luar biasa,” tambah Prabowo Subianto.

Tidak hanya beras, ia menargetkan peningkatan produksi protein, telur, susu, daging, dan ikan dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang. Menurutnya, capaian itu akan menandai kesuksesan lebih besar dalam memastikan kemandirian pangan nasional.

Sinyal positif juga datang dari Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan stok cadangan beras pemerintah mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Data per 4 Mei 2025 mencatat cadangan beras Bulog sebesar 3.502.895 ton, yang semuanya berasal dari produksi lokal.

“Ini pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir, stok cadangan beras pemerintah menembus lebih dari 3,5 juta ton dalam periode Januari hingga Mei,” ujar Andi Amran Sulaiman.

Ia menambahkan, lonjakan cadangan beras yang sangat cepat pada tahun ini menunjukkan hasil nyata dari kebijakan yang berpihak pada petani. Kenaikan signifikan itu dicapai hanya dalam empat bulan tanpa impor, sebuah pencapaian yang jarang terjadi sepanjang sejarah.

“Kita patut bersyukur dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi dukungan penuh, hasilnya bisa luar biasa,” pungkas Andi Amran Sulaiman.

Apresiasi juga datang dari daerah. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani menilai semangat petani lokal merupakan faktor penting yang sejalan dengan program pemerintah pusat. Ia hadir langsung dalam panen raya padi di Desa Bukit Terap, Kecamatan Tukak Sadai, Bangka Selatan, yang mencatat hasil 3,5 ton per hektar.

“Kita apresiasi semangat para petani yang mendukung penuh program Asta Cita ketahanan pangan Presiden Prabowo. Meski dengan keterbatasan pupuk dan SDM, mereka bisa menghasilkan panen yang luar biasa,” tegas Hidayat Arsani.

Menurutnya, dengan dukungan tambahan seperti alat pertanian modern dan lumbung pupuk, hasil panen dapat meningkat hingga 5 ton per hektar. Ia memastikan pemerintah daerah siap berkolaborasi untuk mewujudkan target tersebut.

Keberhasilan Indonesia dalam memperkuat produksi pangan kini menjadi tonggak penting yang tidak hanya menjamin ketersediaan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang sebagai pemasok bagi negara lain. Dengan sinergi pemerintah pusat, daerah, dan petani, optimisme swasembada pangan semakin nyata.