Oleh : Ricky Rinaldi
Pemerintah terus menunjukkan komitmen menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui peluncuran delapan paket stimulus yang dirancang untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis dalam menghadapi dinamika global yang penuh ketidakpastian, sekaligus menjamin agar roda perekonomian domestik tetap bergerak dengan kuat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan bahwa paket kebijakan ini bukan hanya untuk meredam gejolak jangka pendek, melainkan juga memberi fondasi bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa pemerintah memprioritaskan perlindungan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah agar tetap mampu memenuhi kebutuhan dasar di tengah tekanan harga.
Delapan paket stimulus ini mencakup berbagai sektor, mulai dari perluasan bantuan sosial, insentif usaha kecil, penurunan tarif pajak tertentu, hingga dukungan bagi sektor pertanian dan pangan. Pemerintah melihat sektor-sektor tersebut sebagai tulang punggung kesejahteraan rakyat. Menurut Airlangga, pemerintah berupaya memastikan bahwa tidak ada kelompok masyarakat yang tertinggal dalam proses pemulihan ekonomi. Dengan adanya program perlindungan sosial yang lebih terarah, masyarakat berpenghasilan rendah diharapkan dapat terhindar dari dampak inflasi yang masih membayangi.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan pembiayaan yang memadai untuk mendukung implementasi paket stimulus ini. Ia menjelaskan bahwa kebijakan fiskal akan tetap dijaga agar kredibel dan berkelanjutan, meskipun pemerintah mengambil langkah ekspansif untuk mendorong daya beli. Purbaya menegaskan bahwa pengelolaan anggaran dilakukan dengan hati-hati, sehingga defisit tetap terkendali dan stabilitas makroekonomi tidak terganggu. Ia juga menambahkan bahwa stimulus ini diharapkan memberi efek berganda yang signifikan, terutama dalam memperkuat konsumsi rumah tangga yang menjadi motor utama perekonomian Indonesia.
Dari sisi lapangan kerja, paket stimulus juga diarahkan untuk menjaga serapan tenaga kerja, khususnya di sektor padat karya. Program subsidi upah dan insentif bagi industri tertentu dipandang mampu menjaga produktivitas sekaligus memberi kepastian bagi pekerja. Pemerintah menilai bahwa dengan stabilnya pasar tenaga kerja, maka daya beli masyarakat akan tetap terjaga. Selain itu, dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga diperkuat melalui kemudahan akses pembiayaan serta program digitalisasi usaha. Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan yang lebih inklusif.
Selain fokus pada perlindungan sosial dan tenaga kerja, pemerintah juga menaruh perhatian pada stabilisasi harga pangan. Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah menjamin tidak ada kelangkaan dan harga tetap stabil. Pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan BUMN pangan untuk memastikan ketersediaan beras, gula, minyak goreng, dan komoditas penting lainnya. Dengan stabilnya harga pangan, masyarakat dapat merasa lebih tenang dan terjamin dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan bahwa implementasi stimulus ini juga sejalan dengan agenda transformasi ekonomi yang lebih luas. Menurutnya, kebijakan fiskal yang ekspansif saat ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga konsumsi, tetapi juga untuk mempercepat industrialisasi, hilirisasi, dan penguatan sektor-sektor strategis. Dengan begitu, manfaat stimulus tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, melainkan juga memberi dampak positif terhadap daya saing ekonomi nasional di masa depan.
Langkah pemerintah ini mendapat dukungan dari kalangan pelaku usaha. Mereka melihat paket stimulus sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap sektor riil yang selama ini menjadi penyerap tenaga kerja terbesar. Dukungan fiskal berupa insentif pajak dan keringanan biaya produksi dipandang mampu memberi ruang bagi dunia usaha untuk tetap bertahan dan berkembang. Pengusaha juga menilai bahwa kehadiran pemerintah dalam menjaga iklim usaha memberi sinyal positif bagi investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sejumlah pengamat ekonomi juga menilai bahwa stimulus yang diluncurkan pemerintah tepat sasaran dan relevan dengan tantangan yang ada. Menurut pandangan mereka, kebijakan ini menunjukkan keberanian pemerintah dalam mengambil langkah antisipatif. Hal ini penting agar Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu keluar dari tekanan global dengan lebih kuat. Dengan kata lain, stimulus ini menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi rakyatnya.
Di tengah gejolak harga energi global, paket stimulus juga mencakup kebijakan subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil. Pemerintah memastikan subsidi energi diberikan secara tepat sasaran, sehingga dapat melindungi masyarakat dari lonjakan harga BBM dan listrik. Airlangga menegaskan bahwa perlindungan terhadap masyarakat kecil menjadi prioritas utama. Pemerintah tidak ingin daya beli mereka tergerus hanya karena faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan.
Keseluruhan delapan paket stimulus ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan kesejahteraan rakyat. Melalui sinergi antara kementerian dan lembaga, pemerintah berupaya memastikan setiap kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Dengan dukungan anggaran yang memadai, pengelolaan fiskal yang hati-hati, serta koordinasi yang solid, pemerintah optimistis bahwa daya beli masyarakat akan tetap terjaga. Pada akhirnya, langkah ini bukan hanya menjaga keberlangsungan ekonomi, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa negara hadir di tengah rakyatnya dalam situasi apapun.
*)Pengamat Isu Strategis
[edRW]