Oleh : Lukas Murib )*
Menjelang satu tahun perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Pemerintah telah menorehkan jejak penting dalam menghadirkan keadilan sosial bagi rakyat kecil. Dari berbagai program yang dicanangkan, rumah subsidi menjadi salah satu kebijakan paling nyata yang langsung menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat. Apa yang dulu hanya dianggap sebatas angka dalam laporan kini benar-benar menjelma menjadi kenyataan, ketika rakyat bisa memegang kunci rumahnya sendiri melalui hunian layak.
Senin (29/9/2025) menjadi momentum bersejarah ketika Presiden Prabowo hadir langsung di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Dalam kesempatan itu, beliau menyaksikan akad massal 26.000 unit Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) serta melakukan serah terima kunci kepada masyarakat.
Dengan penuh rasa kagum, Presiden menyampaikan bahwa jumlah tersebut melampaui target awal yang dijanjikan kepadanya. Semula, ia mendapat laporan hanya 25.000 unit yang akan diakadkan, namun hasil akhirnya menjadi 26.000 unit. Menurutnya, ini merupakan sebuah “anomali” yang justru membawa kegembiraan, karena rakyat mendapatkan lebih banyak manfaat dari yang direncanakan.
Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, atas keberhasilan menyelenggarakan acara berskala besar ini. Menteri Ara menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen tidak menaikkan bunga KPR subsidi. Menurutnya, keputusan ini merupakan bentuk keberpihakan nyata kepada rakyat kecil, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya menyediakan tiga juta rumah untuk masyarakat.
Ia menambahkan, keberadaan negara dalam memberikan rumah layak huni adalah simbol bahwa pemerintah hadir mengurus kebutuhan mendasar rakyatnya.
Program rumah subsidi tahun ini memang mencatat pencapaian luar biasa. Dari target 350.000 unit rumah, per 25 September 2025 telah tersalurkan 182 ribu unit atau 52 persen dari total. Angka ini menunjukkan optimisme bahwa target tahunan akan tercapai.
Lebih jauh, percepatan pembangunan juga ditopang kebijakan strategis berupa pembebasan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), hingga fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Semua langkah ini diambil demi memastikan rumah subsidi bisa dijangkau oleh seluruh kalangan rakyat kecil.
Namun, di balik angka dan kebijakan, yang paling penting adalah suara masyarakat yang merasakan langsung manfaat program ini. Andi, seorang pekerja konstruksi berusia 31 tahun di proyek Pesona Kahuripan 10, menceritakan bahwa kualitas rumah subsidi kini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa jika dulu banyak menggunakan batako, kini sudah beralih ke bata ringan yang lebih kokoh dan rapi. Menurutnya, pembangunan pun berlangsung lebih cepat karena didukung peralatan berat yang lengkap. Dengan begitu, pekerjaan bisa dipastikan sesuai target dan hasil bangunan lebih terjamin.
Andi menambahkan bahwa program rumah subsidi tidak hanya memberi manfaat bagi penerima rumah, tetapi juga membuka lapangan kerja luas bagi para pekerja. Ia mengaku banyak rekannya kini mendapat kesempatan bekerja berkat proyek ini ujarnya penuh rasa syukur. Ia menilai bahwa program Rumah Subsidi jelas membawa kesejahteraan bagi rakyat kecil.
Sementara itu, Wardoyo, seorang buruh gali dan fondasi di lokasi yang sama, menyampaikan rasa senangnya atas keberadaan program rumah subsidi. Ia mengisahkan bahwa awalnya hanya sepuluh orang yang bekerja di timnya, namun seiring bertambahnya pembangunan rumah, jumlah pekerja pun semakin banyak.
Menurutnya, ini memberi dampak positif karena banyak teman-temannya yang semula menganggur kini bisa bekerja. Ia berharap pembangunan rumah subsidi semakin ditingkatkan agar lapangan pekerjaan makin terbuka luas, terutama bagi para buruh harian.
Wardoyo juga menegaskan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo. Baginya, program tiga juta rumah bukan hanya memberi kesempatan rakyat kecil memiliki hunian, tetapi juga membuka pintu rezeki bagi para pekerja di sektor konstruksi. Ia mengungkapkan bahwa berkat kebijakan Presiden, ia kini bisa merasakan kehidupan yang lebih baik. Testimoni sederhana ini menunjukkan bahwa kebijakan perumahan rakyat memang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari masyarakat bawah.
Kehadiran Presiden Prabowo di tengah rakyat saat penyerahan rumah subsidi menjadi bukti bahwa pemimpin tidak hanya memberi perintah dari balik meja, tetapi hadir bersama rakyat untuk menyaksikan dampak kebijakan yang dijalankan. Dalam program ini, negara benar-benar hadir dengan segala keberpihakannya. Rakyat bukan hanya menerima kunci rumah, melainkan juga kunci harapan baru dalam kehidupannya.
Di era ketika harga tanah dan rumah terus melambung, rumah subsidi menjadi oase yang memberi keadilan. Ia membuktikan bahwa negara bisa menciptakan solusi agar rakyat kecil tetap memiliki hak untuk hidup layak. Presiden Prabowo telah mengubah rumah subsidi dari sekadar program administratif menjadi gerakan besar yang mengangkat martabat bangsa.
Kini, Andi, Wardoyo, dan ribuan rakyat lain bisa menatap masa depan dengan lebih percaya diri. Mereka memiliki hunian sendiri, pekerjaan yang lebih terjamin, serta harapan akan kehidupan yang lebih baik. Rumah subsidi tidak hanya menjadi bangunan fisik, melainkan simbol keadilan sosial dan kepedulian negara.
Sudah selayaknya kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap keberhasilan Presiden Prabowo dalam melanjutkan program rumah subsidi ini. Di bawah kepemimpinannya, rumah subsidi menjelma sebagai bukti nyata bahwa pemerintah tidak pernah meninggalkan rakyat kecil. Rumah yang dulu hanya menjadi mimpi kini benar-benar hadir, menjadi tempat berteduh, berkeluarga, dan membangun masa depan yang lebih cerah.
)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik