Oleh : Muhammad Adrian Fahrezi )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian dalam pelaksanaannya agar semakin berjalan optimal. Pemerintah memastikan program strategis ini berjalan dengan standar higienis dan pengawasan menyeluruh agar manfaatnya benar-benar dirasakan generasi muda. Dengan sinergi lintas sektor, MBG diproyeksikan menjadi pilar penting dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menempati posisi strategis dalam membangun fondasi sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Meski menghadapi sejumlah kendala teknis di lapangan, pemerintah memastikan program ini tetap berjalan dengan pengawasan ketat. Langkah ini mencerminkan keseriusan negara dalam menjaga kesehatan generasi muda sekaligus menutup celah terhadap potensi penyimpangan distribusi.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa MBG tidak boleh terhenti hanya karena kendala teknis di sejumlah daerah. Ia menilai evaluasi harus dipandang sebagai kesempatan untuk memperbaiki sistem agar lebih tangguh. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah memperbaiki standar pelaksanaan agar semakin baik.
Komitmen tersebut menegaskan bahwa pemerintah tidak terjebak pada isu sesaat, melainkan berorientasi jangka panjang. MBG dipandang sebagai instrumen strategis yang mampu menekan angka stunting, mendukung pemerataan gizi, sekaligus menghidupkan rantai pasok pangan lokal. Dengan sistem yang terus diperkuat, program ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar menuju Indonesia Emas 2045.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menyampaikan bahwa pihaknya telah memperketat koordinasi dengan seluruh penyedia makanan MBG. Ia menekankan standar gizi dan higienitas sebagai syarat mutlak yang tidak bisa ditawar. Menurutnya, setiap menu MBG harus memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga evaluasi menjadi dasar perbaikan menyeluruh.
Ia juga menambahkan bahwa BGN kini melakukan audit rutin terhadap dapur penyedia makanan. Proses ini dilakukan secara transparan dan berkesinambungan agar kualitas tetap terjaga. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap program semakin menguat karena adanya bukti konkret pengawasan di lapangan.
Di sisi lain, Kepala BPOM, Taruna Ikrar menegaskan bahwa lembaganya terlibat aktif dalam mengawasi rantai produksi makanan MBG. Ia menekankan seluruh produk makanan yang masuk ke sekolah telah dipastikan melalui uji keamanan pangan. Menurutnya, tidak ada ruang kompromi bagi pihak yang mengabaikan standar produksi.
BPOM bahkan telah menyiapkan langkah tegas berupa penarikan produk hingga proses hukum. Hal ini memperlihatkan bahwa perlindungan kesehatan pelajar ditempatkan di atas kepentingan komersial dan menjadi bukti keseriusan negara dalam melindungi generasi muda.
Dukungan tidak hanya datang dari eksekutif, tetapi juga legislatif. Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene menilai MBG harus terus dievaluasi secara reguler, bukan dihentikan. Ia menyatakan bahwa regulasi yang kuat justru akan membuat pelaksanaan program lebih terjamin. Ia juga menekankan pentingnya payung hukum yang lebih jelas agar mencegah politisasi dan memastikan MBG tetap fokus pada tujuan utamanya. Dengan demikian, keberlanjutan program dapat dijaga dari berbagai potensi hambatan non-teknis.
Dukungan anggaran juga mendapat perhatian serius. Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah menyampaikan bahwa parlemen akan mengawal alokasi dana agar tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan sejatinya merupakan tabungan jangka panjang untuk investasi generasi sehat dan produktif.
Menurutnya, anak-anak yang sehat hari ini akan menjadi tenaga produktif di masa depan, sehingga keberlanjutan ekonomi nasional semakin terjamin. Pandangan ini memperlihatkan bahwa aspek anggaran menjadi salah satu penopang utama keberhasilan MBG.
Selain itu, Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang menjelaskan bahwa pemerintah membuka ruang bagi masyarakat untuk turut mengawasi distribusi MBG. Ia menekankan transparansi sebagai hal penting agar publik semakin percaya bahwa MBG aman, halal, dan bermanfaat. Langkah ini penting karena kepercayaan masyarakat hanya bisa tumbuh bila ada keterlibatan langsung. Partisipasi publik juga menjadi filter tambahan agar kualitas distribusi tetap terjaga di tingkat daerah.
Dengan adanya pengawasan ketat dari hulu hingga hilir, program MBG tidak lagi hanya dipandang sebagai intervensi gizi semata. Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa pembangunan manusia menjadi prioritas utama pemerintah. Setiap lapisan, mulai dari kementerian, lembaga pengawas, hingga parlemen, menunjukkan sinergi untuk memastikan keberlanjutan program.
Penting dicatat, MBG tidak sekadar memberi makanan gratis, melainkan menyusun pondasi bagi terbentuknya generasi emas Indonesia. Anak-anak yang tumbuh dengan gizi baik akan lebih mudah mencapai prestasi akademik, memiliki daya tahan tubuh lebih kuat, dan berkontribusi produktif bagi bangsa. Di sinilah letak nilai strategis MBG sebagai investasi jangka panjang yang harus terus dijaga.
Dengan dukungan lintas sektor dan pengawasan menyeluruh, MBG akan menjadi program yang bukan hanya bermanfaat saat ini, tetapi juga mewariskan dampak positif bagi generasi mendatang. Pengawasan ketat memastikan program berjalan tanpa celah, sekaligus memperkuat optimisme bahwa bangsa ini mampu mencetak generasi emas yang sehat, tangguh, dan berdaya saing tinggi.
)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Publik