MIMIKA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua semakin diperkuat dengan adanya pelatihan khusus bagi ratusan petugas pengolah makanan di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Pelatihan ini digagas Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan setiap hidangan yang tersaji aman, sehat, dan memenuhi standar higienis.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III BGN Enny Indarti menegaskan, pelatihan tersebut diikuti oleh petugas dari 12 dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Setiap SPPG mempekerjakan 50 orang, terdiri atas relawan, tenaga ahli gizi, akuntan, serta seorang kepala unit.
“Pelatihan penjamah makanan ini merupakan upaya BGN memperkenalkan kepada relawan, ahli gizi, dan akuntan bagaimana proses penyediaan makanan bergizi gratis di dapur SPPG. Salah satunya untuk mencegah mitigasi risiko terhadap keracunan dan kejadian lainnya,” jelas Enny.
Ia menambahkan, kegiatan ini bukan hanya berhenti pada tahap pelatihan. “Ke depan kami akan melakukan sertifikasi SPPG, sehingga mempunyai kelayakan untuk mendapatkan penghargaan dari BGN,” ujar Enny.
Menurutnya, apresiasi tinggi patut diberikan kepada para relawan yang bekerja menjaga kualitas penyajian MBG di Mimika. Mereka menjadi garda terdepan agar paket makanan bergizi benar-benar sampai kepada anak-anak sekolah maupun kelompok rentan dengan standar terbaik. Program ini menyasar peserta didik dari jenjang PAUD hingga SLTA serta kelompok 3B, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
Rencananya, Mimika akan memiliki 14 dapur sehat SPPG yang mampu melayani hingga 3.000 penerima manfaat di setiap unit. Langkah ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk memperluas akses gizi seimbang bagi generasi muda Papua.
Di sisi lain, pengawasan ketat juga dilakukan di Papua Barat. Plt Kepala Dinas Kesehatan Manokwari Marten Rantetampang menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar waktu produksi dan distribusi.
“Hasil laboratorium BPOM Manokwari menemukan ada menu yang tidak layak konsumsi karena mengandung bakteri. Itu yang menjadi bahan evaluasi kita,” ujarnya.
Marten menambahkan, pengawasan distribusi yang lebih ketat menjadi syarat mutlak. Dinas Kesehatan mewajibkan setiap dapur MBG mengantongi rekomendasi resmi sebelum beroperasi. Dengan begitu, kualitas pangan dapat dijamin dan kasus serupa tidak terulang.
Sementara itu, Dandim 1801/Manokwari Kolonel Inf Agus Prihanto Donny menegaskan, pihaknya tidak segan mengambil tindakan tegas terhadap penyedia MBG yang abai.
“Kalau terjadi untuk ketiga kalinya maka dapur tersebut bisa dinyatakan tidak memenuhi syarat dan tidak boleh beroperasi lagi,” tegas Agus.
Diketahui, anak-anak Papua untuk menyambut antusias program MBG. Siswa-siswi dengan antusias menerima paket makanan, mencuci tangan, berdoa bersama, lalu menyantap hidangan dengan tertib. Mereka bahkan kompak menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto.
Program MBG menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam membangun sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Dengan pengawasan yang diperketat dan pelatihan berkelanjutan, Papua semakin tersenyum bersama gizi yang terjaga. (*)