Makan Bergizi Gratis di Papua Jadi Harapan Generasi Emas

Oleh: Sylvia Mote *)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto semakin mendapatkan dukungan luas dari masyarakat Papua. Di berbagai wilayah Papua Barat Daya, baik tokoh adat, pemerintah daerah, maupun unsur masyarakat, suara yang mengemuka adalah kesediaan untuk mengawal program ini agar berjalan sesuai harapan. Bagi masyarakat adat, MBG bukan hanya sebuah program makan gratis, melainkan jalan untuk memperkuat masa depan generasi Papua sekaligus membuka ruang bagi penguatan ekonomi lokal.

Dukungan itu semakin ditegaskan dengan hadirnya Wakil Presiden RI Gibran Rakabumi Raka yang melakukan kunjungan kerja ke Papua, tepatnya di SMP Negeri 2 Sentani, Kabupaten Jayapura. Dalam peninjauan tersebut, Wapres berinteraksi langsung dengan siswa dan guru untuk memastikan program berjalan sesuai sasaran. Ia menekankan pentingnya manfaat program benar-benar dirasakan anak-anak, sebab asupan gizi yang baik diyakini akan mendukung lahirnya generasi emas Indonesia di masa depan.

Sejumlah siswa mengaku bangga atas pengalaman tersebut. Rasa syukur muncul karena program MBG membuat belajar lebih fokus sekaligus meringankan beban orang tua. Cerita spontan dari siswa-siswi menggambarkan bahwa kehadiran negara lewat program ini bukan sekadar kebijakan di atas kertas, melainkan sesuatu yang nyata dan dirasakan langsung oleh keluarga di Papua. Antusiasme itu menjadi cermin betapa pentingnya program MBG dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, di Kabupaten Maybrat telah dilakukan sosialisasi program MBG. Kegiatan tersebut melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN), Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat Daya (MRP-PBD), serta unsur pemerintah daerah. Anggota MRP-PBD, Demas Idie, menekankan pentingnya MBG bagi anak-anak Papua. Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan program akan menentukan kualitas generasi mendatang. Ia mengajak kepala distrik, kepala kampung, kepala sekolah, hingga seluruh masyarakat untuk bersatu mendukung jalannya MBG sebagai bagian dari tanggung jawab bersama.

Ketua Korwil BGN Kabupaten Maybrat, Defilson Kambu, menjelaskan bahwa MBG tidak boleh dipandang sekadar sebagai bantuan konsumsi harian. Program ini, katanya, merupakan strategi menyeluruh dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan kuat. Pelaksanaannya akan menyasar anak-anak dari jenjang SD hingga SMA serta ibu hamil, dengan pendekatan terintegrasi melalui dapur MBG yang dibangun di setiap kampung. Bahan pangan yang digunakan pun bersumber dari hasil kebun dan ternak masyarakat setempat. Dengan begitu, MBG sekaligus menggerakkan perekonomian lokal.

Defilson juga menegaskan bahwa program ini membuka lapangan kerja baru di tingkat kampung. Dari juru masak hingga petugas distribusi, masyarakat lokal dilibatkan langsung. Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa MBG tidak hanya menyentuh aspek gizi, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan memperkuat ikatan sosial melalui gotong royong. Dukungan yang sama datang dari Elma, Kepala Regional BGN Papua Barat Daya, dan Ajeng, Wakil Regional BGN, yang menilai bahwa keberhasilan MBG di Maybrat akan menjadi contoh bagaimana kolaborasi pemerintah dengan masyarakat adat dapat menghasilkan perubahan nyata.

Dukungan terhadap program juga terlihat di Sorong Selatan. Wakil Bupati Sorong Selatan, Yohan Bodori, menyampaikan bahwa empat titik di wilayahnya akan menjadi lokasi pelaksanaan MBG. Ia menyebut program ini penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan kuat sebagai generasi penerus bangsa. Yohan menambahkan, selain program makanan bergizi, pemerintah juga menghadirkan layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) sebagai bentuk perhatian langsung terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Yohan mengajak masyarakat adat Imekko untuk menjaga persatuan serta tidak terprovokasi isu-isu yang berpotensi mengganggu stabilitas. Ia menilai dukungan masyarakat adat sangat penting agar program nasional dapat berjalan sesuai tujuan. Ajakan senada disampaikan oleh pejabat bidang kesehatan masyarakat, Yuliana Wugaje, yang menekankan pentingnya perhatian khusus pada ibu hamil. Ia mengingatkan bahwa seribu hari pertama kehidupan merupakan masa emas bagi tumbuh kembang anak. Dengan memanfaatkan layanan kesehatan serta asupan gizi cukup dari MBG, generasi Papua bisa lahir sehat dan berkualitas.

Semangat mendukung program nasional juga datang dari masyarakat adat Tehit di Kabupaten Sorong. Melalui pertemuan yang difasilitasi Badan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Suku Tehit (BINASKET), Tokoh Adat Tehit, Moses Kaliele menyampaikan bahwa masyarakat Tehit menaruh harapan besar pada program unggulan pemerintah pusat. Ia menilai MBG dan layanan kesehatan gratis merupakan kebutuhan mendesak masyarakat Papua yang selama ini menghadapi keterbatasan akses kesehatan serta tingginya angka stunting.

Pernyataan itu diperkuat oleh Kadistrik Aimas, Yober Matana, yang menyebut dukungan masyarakat adat sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk mengawal kebijakan pembangunan. Baginya, sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat adalah kunci keberhasilan setiap program nasional. Melalui MBG, anak-anak Papua tidak hanya memperoleh makanan sehat, tetapi juga kesempatan untuk tumbuh dengan kualitas yang setara dengan anak-anak di wilayah lain.

Kunjungan Wapres Gibran di Sentani hingga dukungan luas masyarakat di berbagai wilayah Papua menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis hadir bukan sekadar kebijakan, melainkan gerakan nyata untuk menyehatkan bangsa. Kehadiran program ini tidak hanya meringankan beban keluarga, tetapi juga menjadi simbol hadirnya negara yang peduli pada tumbuh kembang generasi muda. Dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, Papua meneguhkan langkah menuju generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

*) Pengamat Kebijakan Sosial di Papua