Pidato Presiden Prabowo Subianto Perkuat Diplomasi Indonesia di Sidang Umum PBB

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali meneguhkan peran aktif Indonesia di panggung global melalui pidatonya pada Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Kehadiran ini mendapat apresiasi luas sebagai bentuk konsistensi diplomasi Indonesia yang terus memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dan mengedepankan keadilan global.

Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Fifi Aleyda Yahya menyebutkan kesempatan tersebut menjadi simbol kebanggaan nasional, momentum bersejarah, sekaligus keberhasilan diplomasi Indonesia. Agenda ini menjadi sorotan dunia karena menandai langkah nyata Indonesia dalam memperkuat diplomasi multilateralisme di tengah dinamika geopolitik yang penuh ketidakpastian.

”Urutan pidato Presiden Prabowo setelah Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump jelas menunjukkan kepemimpinan Indonesia sangat didengar di panggung global,” kata Fifi.

Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia, Emir Chairullah, menilai pidato Prabowo kali ini sangat strategis. “Di era yang penuh ketidakpastian dan penuh konflik, tidak ada satu negara pun yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukan zamannya lagi bergantung pada satu atau dua negara. Untuk itu Indonesia harus terus membuka diri dengan menjalin aliansi dengan negara mana pun, tentu dengan tetap memperjuangkan kepentingan nasional kita,” ujarnya.

Emir, doktor ilmu politik dan HI lulusan University of Queensland, Australia, menambahkan bahwa Indonesia kini menempati posisi penting dalam percaturan global. Sejak dilantik pada Oktober 2024, Prabowo berhasil mendorong keanggotaan Indonesia dalam aliansi BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan—sebagai poros kekuatan politik ekonomi baru di luar Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara Teluk. Di saat yang sama, Indonesia juga tengah memproses aksesi keanggotaan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang dikenal memiliki standar ketat dalam hal tata kelola pemerintahan dan kualitas pembangunan manusia. “Indonesia disambut baik di kedua aliansi ini. Tekanan AS tidak menyurutkan posisi kita di BRICS,” tegas Emir.

Ia juga berharap pidato Prabowo menegaskan dukungan terhadap kedaulatan Palestina dan penghentian agresi Israel, sejalan dengan Deklarasi New York Majelis Umum PBB 12 September 2025 tentang Two State Solutions yang didukung 142 negara. Menurut Emir, pesan ini akan memperkuat tekanan kepada negara-negara besar agar menghentikan veto atas keputusan gencatan senjata.

Melalui kehadiran di forum dunia ini, Prabowo Subianto menunjukkan komitmen Indonesia pada perdamaian, kerja sama internasional, dan pembangunan berkeadilan. Semangat keadilan dan diplomasi aktif yang dibawanya menjadi bukti bahwa Indonesia siap menjadi kekuatan yang diperhitungkan di panggung global.