Masyarakat dan TNI-Polri Bersatu Lawan Provokasi yang Ancam Demokrasi

Jakarta – Upaya menjaga stabilitas keamanan dan keutuhan demokrasi di Indonesia kembali mendapat dukungan kuat dari berbagai elemen masyarakat. Di tengah maraknya informasi menyesatkan dan upaya provokasi yang berpotensi memecah belah persatuan, masyarakat bersama TNI dan Polri menunjukkan kebersamaan untuk menolak segala bentuk tindakan yang mengancam ketertiban umum dan proses demokrasi.

LSM Harapan Rakyat Indonesia Maju (Harimau) mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berpotensi memecah belah hubungan TNI dan Polri.

Ketua DPW Provinsi DKI Jakarta LSM Harimau, Neville GJ. Muskita, mengatakan TNI dan Polri merupakan dua institusi pilar bangsa yang harus tetap dijaga soliditasnya.

Ia menilai, upaya adu domba yang sengaja dimainkan pihak-pihak tertentu bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas nasional.

“Jangan mau dihasut. Jangan mau terprovokasi. TNI-Polri adalah saudara, bukan lawan. Kalau mereka pecah, bangsa kita yang jadi korban,” tegas Neville.

Neville menambahkan, publik harus cerdas memilah informasi di tengah maraknya penyebaran hoaks dan propaganda yang menyasar aparat keamanan.

Menurut Neville, soliditas TNI-Polri akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Kalau ada yang mencoba adu domba, berarti mereka musuh rakyat. Karena Indonesia hanya bisa maju kalau TNI-Polri tetap bersatu menjaga rakyat dan negara,” ujar Neville.

LSM Harimau juga menyatakan dukungan penuh terhadap pemerintahan Presiden Prabowo.
Mereka berkomitmen untuk mengawal jalannya pemerintahan serta melawan kelompok yang dianggap berupaya merongrong stabilitas nasional.

“Kami tidak tinggal diam. LSM Harimau berdiri bersama rakyat, bersama TNI-Polri, bersama Presiden Prabowo untuk menjaga Indonesia tetap aman dan bersatu,” pungkas Neville.

Kesadaran kolektif ini diharapkan mampu menjadi benteng kuat dalam menghadapi gejolak politik dan sosial serta berbagai agenda demokrasi nasional. Dengan dukungan masyarakat, TNI dan Polri yakin potensi konflik dapat diminimalkan, sementara proses demokrasi tetap berjalan sesuai aturan.

Kebersamaan antara rakyat, TNI, dan Polri bukan hanya simbol persatuan, tetapi juga bukti bahwa demokrasi Indonesia berdiri di atas fondasi gotong royong. Ketika masyarakat bersatu melawan provokasi, ancaman terhadap demokrasi dapat ditekan, dan cita-cita menjaga kedamaian serta persatuan bangsa akan semakin kokoh.