JAKARTA — Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mendorong pertumbuhan dunia usaha sebagai langkah nyata memperbaiki perekonomian nasional untuk menjawab tuntutan 17+8 rakyat.
Sejumlah strategi prioritas dijalankan, mulai dari penguatan sektor pertanian dan hilirisasi industri, pengembangan ekonomi kreatif, transformasi digital, hingga dukungan penuh terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa tantangan global berdampak langsung terhadap kondisi ekonomi domestik. Oleh sebab itu, setiap kebijakan harus membawa hasil yang nyata di tengah masyarakat.
“Kami mendengar secara seksama apa saja harapan-harapan rakyat, menghitung dengan cermat setiap kebutuhan, sekaligus menimbang berbagai masukan agar bisa diwujudkan dalam kebijakan,” ungkap Luhut.
Ia menekankan bahwa pertumbuhan dunia usaha harus berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan pemerataan.
“Deregulasi yang konsisten menjadi kunci agar manufaktur dan sektor padat karya dapat bergerak lebih dinamis,” ujarnya.
Sementara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa turut menegaskan komitmen memperbaiki arah ekonomi nasional. Berbekal pengalaman panjang, ia optimis pemerintah mampu menjawab target pertumbuhan yang ditetapkan Presiden Prabowo.
“Saya 15 tahun di pasar (saham). Jadi saya tahu betul bagaimana memperbaiki ekonomi,” tutur Purbaya.
Meski mengakui target pertumbuhan delapan persen dalam dua tahun ke depan cukup berat, ia menegaskan langkah pertama adalah membalikkan arah perlambatan ekonomi menjadi lebih cepat.
“Sebagai ekonom, tahun ini delapan persen mungkin agak sulit, dua tahun tiga tahun ke depan ada peluangnya. Kita balikin arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dulu,” lanjutnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menambahkan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2025 tetap tumbuh positif sebesar 4,87 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pertanian yang naik signifikan, industri makanan dan minuman yang solid, serta transportasi.
“Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 tumbuh sebesar 4,87 persen, yang ditopang oleh sektor pertanian yang tumbuh double digit, industri makanan dan minuman yang tetap solid, serta sektor transportasi,” jelas Amalia.
Dalam menjawab tuntutan 17+8 pemerintah menegaskan, perbaikan ekonomi bukan sekadar angka, melainkan harus benar-benar dirasakan masyarakat melalui lapangan kerja, peningkatan daya beli, dan kesejahteraan yang lebih merata. (*)