Danantara Siapkan Proyek Hilirisasi Energi Bernilai Triliunan Rupiah

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah menyiapkan langkah besar dalam mendukung hilirisasi energi nasional dengan nilai investasi mencapai ratusan triliun rupiah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyerahkan 18 dokumen proyek hilirisasi senilai Rp618 triliun kepada Danantara, yang saat ini memasuki fase Feasibility Study (FS).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika menegaskan bahwa proses FS ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025. Percepatan proyek hilirisasi penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi, khususnya LPG.

“Semua proyek sudah masuk tahap studi kelayakan. Pasti akan ada bertahap, tapi semuanya dipastikan selesai akhir tahun ini agar segera bisa dieksekusi,” ujarnya

Erani menjelaskan, Menurutnya, peluang pengembangan produk turunan seperti dimethyl ether (DME) dapat menjadi substitusi LPG sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. Dari 18 proyek yang digarap, delapan di antaranya berasal dari sektor mineral dan batu bara dengan nilai investasi sekitar US$20,1 miliar.

“Proyek diproyeksikan menyerap lebih dari 104 ribu tenaga kerja. Selain itu, terdapat proyek transisi energi, pertanian, kelautan dan perikanan, hingga ketahanan energi dengan total potensi lapangan kerja mencapai lebih dari 276 ribu orang,” katanya.

Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan bahwa hilirisasi tidak hanya berorientasi pada investasi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam.

“Proyek-proyek ini akan menjadi penggerak utama transformasi ekonomi Indonesia di masa depan,” jelasnya.

Di sisi lain, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa Danantara menjalin kerja sama strategis dengan mitra global. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Oracle Corporation, berencana menanamkan investasi di Indonesia.

“Kami membuka lapangan kerja baru di bidang teknologi, serta mempercepat transformasi digital Indonesia menuju negara maju,” jelas Rosan.

Rosan menambahkan, kehadiran investor global seperti Oracle akan memberikan sinergi penting dalam mendukung agenda hilirisasi dan transisi energi.

“Kolaborasi lintas sektor akan memperkuat daya saing Indonesia, baik dari sisi energi maupun teknologi,” pungkasnya.

Dengan kombinasi proyek hilirisasi bernilai ratusan triliun rupiah dan kerja sama dengan perusahaan teknologi global, Danantara menegaskan posisinya sebagai penggerak utama dalam transformasi energi dan ekonomi Indonesia. Langkah ini diharapkan tidak hanya menekan impor energi, tetapi juga membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri dan penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor.