NEW YORK – Presiden Prabowo Subianto memimpin secara langsung delegasi Indonesia dalam forum bertaraf internasional, yakni Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York.
Kehadiran tersebut menjadi wujud nyata atas implementasi politik luar negeri yang bebas aktif sekaligus juga semakin menegaskan bagaimana kepemimpinan Indonesia dalam kancah global.
Untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu dekade lamanya, Presiden Republik Indonesia kembali tampil secara langsung di forum tertinggi PBB tersebut.
Menanggapi momentum sejarah yang dicetak oleh Presiden Prabowo Subianto itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto menilai bahwa kehadiran Kepala Negara semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South.
“Pertama, penegasan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia,” katanya.
“Isu kemerdekaan Palestina harus menjadi perhatian utama. Indonesia bisa berperan sebagai jembatan perdamaian,” ujar Anton.
Ia menambahkan mengenai bagaimana pentingnya peran Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
“Indonesia harus bisa tampil sebagai kekuatan baru yang memimpin solidaritas negara-negara Selatan,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut bahwa posisi Indonesia sebagai pembicara ketiga dalam Debat Umum PBB menjadi simbol pengakuan internasional.
“Sidang Majelis Umum tahun tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB,” ungkapnya.
“Tetapi juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” jelas Teddy.
Ia menegaskan bahwa forum tersebut telah menjadi panggung yang strategis bagi Indonesia untuk semakin memperkuat diplomasi dan kepemimpinan global.
Di sisi lain, Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai bahwa kehadiran Presiden Prabowo juga mengulang jejak perjuangan diplomasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo.
“Sebagaimana almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo kini melanjutkan perjuangan diplomasi Indonesia dalam memperkuat multilateralisme dunia,” ucap Dino.
Ia menekankan bahwa Pidato Presiden Prabowo membawa semangat baru untuk memperkuat kerja sama global yang sempat mengalami tantangan.
Momentum kehadiran Presiden Prabowo di PBB mempertegas komitmen Indonesia dalam menjalankan diplomasi bebas aktif.
Melalui forum tersebut, Indonesia tidak hanya menjaga kepentingan nasional, tetapi juga berperan aktif sebagai kekuatan moderat yang menjembatani negara maju dan berkembang demi terwujudnya perdamaian dan keadilan global. (*)