Jakarta – Dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, sinergi antara TNI, Polri, dan masyarakat menjadi kunci penting untuk menghadang potensi provokasi yang dapat memicu aksi demonstrasi anarkis.
Rektor Universitas Flores (Unflor), Wilybrodus Lanamana, menyerukan kepada mahasiswa untuk menjadi pribadi yang berintegritas dan produktif bagi bangsa. Wilybrodus menekankan pentingnya menghindari provokasi, hoaks, dan adu domba yang dapat memecah belah bangsa.
“Mahasiswa diharapkan tetap berkarya dan memiliki integritas yang baik untuk bangsa ini. Jangan terprovokasi untuk hal hal yang anarkis, hoax, adu domba dan lainnya, serta tetap menjaga bangsa ini dari perpecahan,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Rektor Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Prof. Dr. Muhammad Abdy yang menilai, aksi demonstrasi merupakan sarana penyampaian aspirasi dan dilindungi undang-undang. Namun penyampaikan aspirasi harus sesuai aturan, tidak merugikan orang lain dan merusak fasilitas umum.
“Demonstrasi merupakan sarana penyampaian aspirasi dan hak tersebut dilindungi oleh undang-undang. Akan tetapi aksi demo tersebut seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak anarkis,” ujarnya
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan akan mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam setiap pengamanan, agar hak masyarakat menyampaikan aspirasi tetap terlindungi.
“Kami mengutamakan pendekatan persuasif dan humanis agar hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi tetap terlindungi, namun tidak berubah menjadi tindakan kekerasan,” tegasnya.
TNI dan Polri menunjukkan kesiapsiagaan penuh dengan meningkatkan patroli gabungan, memperkuat komunikasi lintas satuan, serta menempatkan personel di titik-titik rawan kerusuhan. Pendekatan persuasif dan humanis dikedepankan dalam setiap pengamanan, guna memastikan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi tetap terlindungi, namun tidak berubah menjadi tindakan kekerasan. Langkah preventif ini juga dilengkapi dengan deteksi dini terhadap potensi provokator yang berupaya menyusup dalam aksi damai.
Dengan komitmen bersama, Indonesia dapat memastikan ruang demokrasi tetap terjaga tanpa harus dibayang-bayangi ancaman anarkisme. Kedepannya, kolaborasi ini akan terus diperkuat agar setiap aspirasi masyarakat dapat tersalurkan secara damai, konstruktif, dan bermartabat, tanpa harus mengorbankan keamanan serta persatuan bangsa.**