Masyarakat Bersatu dengan TNI Polri Wujudkan Demokrasi Damai

Oleh: Fakhri Muhamad)*

Demokrasi di Indonesia merupakan hasil perjuangan panjang yang menuntut keterlibatan seluruh elemen bangsa. Demokrasi tidak hanya diukur dari penyelenggaraan kegiatan atau kebebasan menyuarakan pendapat, tetapi juga dari sikap santun, komitmen menjaga persatuan, dan kemampuan membangun harmoni sosial. Aksi demonstrasi yang kerap muncul di berbagai daerah merupakan bagian sah dari demokrasi, namun nilai yang lebih penting adalah bagaimana aspirasi itu disampaikan dengan tertib, damai, dan berkeadaban. Ketika masyarakat bersatu dengan TNI dan Polri, demokrasi tidak hanya hidup, tetapi juga berkembang dalam suasana aman dan harmonis.

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, mengatakan pentingnya kebersamaan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga daerah agar tetap kondusif. Menurutnya, kebersamaan adalah kunci agar segala dinamika sosial, termasuk aksi demonstrasi, bisa disikapi dengan bijak. Terlihat bahwa ketika masyarakat dan aparat saling mendukung, maka tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan secara baik. Kehadiran pemerintah daerah yang selalu dekat dengan rakyat menjadi penegas bahwa demokrasi harus dibangun dengan semangat gotong royong, bukan perpecahan.

Sejalan dengan itu, Kapolda Kalbar, Irjen Pol. Pipit Rismanto menegaskan bahwa kepolisian berkomitmen menjaga keamanan dan kedamaian dengan pendekatan humanis. Melalui program-program seperti Jumat Curhat dan Minggu Kasih, kepolisian terus hadir mendengarkan aspirasi warga serta menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam menciptakan ketertiban.

Pipit Rismanto menyampaikan bahwa demokrasi santun hanya dapat terwujud jika masyarakat merasa aman dalam menyampaikan pendapat. Polri akan selalu hadir melindungi hak-hak masyarakat yang berdemonstrasi, memastikan agar penyampaian aspirasi berlangsung damai dan tidak menimbulkan benturan sosial. Polri pun terbuka menerima laporan masyarakat jika terjadi pelanggaran di lapangan, dengan jaminan bahwa seluruh proses akan dijalankan sesuai aturan secara adil dan profesional.

Kehadiran tokoh agama turut memperkuat ikatan kebersamaan. Akademisi atau Ulama, Ustadz Das’ad Latif, yang hadir dalam peringatan Maulid Nabi di Kalimantan Barat, memberikan apresiasi tinggi kepada kepolisian sebagai penyelenggara kegiatan. Menurutnya, langkah ini menunjukkan wajah Polri sebagai perekat sosial yang tidak hanya hadir untuk menjaga keamanan, tetapi juga membangun harmoni antarwarga.

Ustadz Das’ad Latif menekankan bahwa demokrasi yang sehat harus didasari semangat ukhuwah, kasih sayang, dan komitmen menjaga persatuan. Dengan nilai keikhlasan dan gotong royong, masyarakat diharapkan mampu menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan pemisah. Kehadiran ulama menjadi pelengkap dalam mendorong masyarakat agar tetap santun saat menyampaikan pendapat, termasuk melalui aksi demonstrasi.

Di tingkat nasional, perhatian terhadap pentingnya demokrasi santun juga disuarakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Lembaga ini menegaskan bahwa sinergi masyarakat, TNI, dan Polri adalah pilar utama bagi demokrasi Indonesia yang aman dan berkeadaban.

Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, mengatakan apresiasinya terhadap langkah Polri yang semakin mengedepankan pendekatan humanis dan pelayanan publik yang transparan. Menurutnya, inovasi digital yang dikembangkan Polri serta keterbukaan informasi adalah bukti kesungguhan institusi kepolisian dalam membangun kepercayaan rakyat.

Anam menilai bahwa kepemimpinan Kapolri dengan menekankan profesionalisme dan sikap persuasif telah mendorong perubahan positif dalam tubuh kepolisian. Polri kini semakin dekat dengan masyarakat, sejalan dengan semangat reformasi yang melahirkan institusi modern, berintegritas, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa TNI dan Polri selalu berada di garda terdepan menjaga keamanan, sekaligus memastikan setiap proses demokrasi berlangsung tertib dan damai.

Kompolnas melihat bahwa dukungan masyarakat terhadap TNI dan Polri adalah bukti nyata kedewasaan berdemokrasi. Kehadiran rakyat dalam berbagai kegiatan sosial, aksi damai, maupun peringatan keagamaan mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Ketika masyarakat bersatu dengan TNI dan Polri, demokrasi Indonesia tidak hanya kuat, tetapi juga santun dan bermartabat..

Sinergi semacam ini menunjukkan bahwa demokrasi tidak harus diwarnai konflik atau ketegangan. Aksi demonstrasi pun tidak harus berujung ricuh, karena bisa tumbuh dalam suasana aman dan damai jika semua pihak menghormati aturan, menghargai perbedaan, dan menempatkan persaudaraan di atas kepentingan pribadi. TNI dan Polri memiliki peran vital sebagai pengayom dan penjaga keamanan, sementara masyarakat berperan aktif mendukung dengan sikap partisipatif, kritis, namun tetap santun.

Kebersamaan masyarakat bersama TNI dan Polri adalah modal besar bagi Indonesia untuk terus melangkah maju. Demokrasi santun adalah wajah asli bangsa ini, yang menampilkan kebebasan berekspresi tanpa kekerasan, perbedaan tanpa perpecahan, serta keberagaman yang dipersatukan oleh semangat gotong royong. Dengan sinergi ini, Indonesia tidak hanya menjadi negara demokratis, tetapi juga bangsa yang beradab dan bermartabat di mata dunia.

Persatuan yang terbangun tidak hanya menjaga stabilitas nasional, tetapi juga memberi ruang bagi lahirnya kebijakan yang berpihak pada rakyat. Inilah wujud nyata bahwa demokrasi tidak berhenti pada hak menyuarakan pendapat, melainkan berlanjut pada tanggung jawab bersama menjaga keutuhan bangsa.

Persatuan inilah yang akan memastikan masa depan bangsa semakin kokoh. Demokrasi santun adalah jaminan bahwa perbedaan akan selalu diselesaikan dengan dialog, aspirasi dihargai dengan bijak, dan persaudaraan dijalankan dengan tulus. Indonesia yang bersatu bersama TNI dan Polri adalah Indonesia yang mampu menjaga demokrasi tetap hidup, beradab, dan menjadi teladan bagi dunia.

)* Penulis adalah mahasiswa Jakarta tinggal di Kalimantan Barat