Oleh : Febri Ramadhan )*
Pembangunan 500 Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo merupakan langkah besar yang harus dipandang bukan sekadar program pendidikan, tetapi juga sebuah gerakan sosial untuk memutus rantai kemiskinan. Rencana ini layak mendapat dukungan penuh dari seluruh pihak, karena pendidikan adalah pintu utama bagi anak-anak bangsa untuk keluar dari belenggu keterbatasan.
Presiden Prabowo menegaskan pemerintah akan menambah pembangunan sekolah rakyat secara bertahap dengan target 100 sekolah baru setiap tahun, sehingga dalam lima tahun diharapkan berdiri 500 sekolah rakyat di seluruh Indonesia. Program ini diarahkan untuk menjangkau kantong-kantong masyarakat miskin agar anak-anak mereka mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Presiden juga menekankan rencana agar program ini tidak hanya terbatas pada kelompok desil 1 dan 2, tetapi juga mencakup desil 3, 4, dan 5, sehingga seluruh anak Indonesia bisa merasakan pendidikan berkualitas. Menurutnya, bangsa ini tidak boleh ketinggalan dari negara lain, dan salah satu cara mencapainya adalah memastikan setiap anak memperoleh pendidikan terbaik yang mampu membangun rasa percaya diri.
Presiden menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat diharapkan menjadi tempat yang menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak dari keluarga kurang mampu, sekaligus memberi mereka pendidikan dengan fasilitas terbaik. Hal ini penting agar generasi muda tidak tertinggal dalam persaingan global. Presiden mengingatkan bahwa anak-anak yang semula minder karena kondisi ekonomi keluarganya harus diberi lingkungan belajar yang mendorong mereka untuk berani bermimpi dan meraih cita-cita.
Dalam kunjungannya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas Margaguna, Jakarta Selatan, Presiden menilai fasilitas yang tersedia sudah sangat baik, mulai dari asrama hingga sarana penunjang pembelajaran. Menurutnya, sekolah tersebut bisa menjadi contoh nyata peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menambahkan bahwa Presiden Prabowo memiliki target jelas untuk siswa Sekolah Rakyat. Para siswa diharapkan menjadi cerdas, memiliki karakter kebangsaan dan keagamaan, serta dibekali keterampilan praktis. Agus Jabo menjelaskan bahwa lulusan SMA Sekolah Rakyat yang melanjutkan kuliah akan tetap mendapatkan pembekalan keterampilan agar mereka siap bekerja dan membantu orang tua.
Ia menegaskan bahwa hilirisasi pendidikan harus menjamin setiap lulusan memiliki ilmu sesuai kebutuhan zaman, termasuk keterampilan teknologi informasi, penguasaan bahasa, serta kemampuan praktis yang relevan. Dengan demikian, lulusan sekolah rakyat bisa mandiri secara ekonomi sejak dini.
Dalam Dialog Perspektif Sekolah Rakyat Harapan Baru di Jakarta, Agus Jabo menekankan bahwa setelah lulus para siswa memiliki dua pilihan, yaitu melanjutkan pendidikan tinggi atau langsung bekerja. Pemerintah bahkan telah menjajaki kerja sama dengan perguruan tinggi untuk memberikan jalur kuliah bagi lulusan sekolah rakyat.
Bupati dan wali kota juga menyediakan program beasiswa agar anak-anak yang ingin melanjutkan studi bisa melakukannya tanpa beban biaya. Selain itu, Presiden Prabowo menginstruksikan agar orang tua siswa juga diberdayakan, termasuk memperbaiki rumah yang tidak layak huni agar mereka bisa mendukung pendidikan anak-anaknya dengan lebih baik.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, Regut Sutrasto menuturkan bahwa pola kegiatan siswa diatur dengan ketat, mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur, sehingga pendidikan karakter dapat berjalan optimal. Bahwa sekolah berasrama memberi kesempatan lebih luas bagi guru untuk membimbing anak-anak. Selain kegiatan belajar, siswa juga bisa mengikuti ekstrakurikuler seperti pencak silat, menari, desain grafis, hingga olahraga futsal. Semua ini dirancang untuk membentuk fisik dan mental yang kuat.
Regut menegaskan bahwa kurikulum mereka bertujuan mengubah rasa rendah diri menjadi kepercayaan diri, sekaligus menggali potensi setiap anak melalui program pemetaan bakat seperti DNA talent mapping.
Program ini mendapatkan dukungan dari berbagai daerah, termasuk Pemerintah Kota Tanjungpinang. Wali Kota Lis Darmansyah mengungkapkan bahwa penerimaan siswa Sekolah Rakyat di wilayahnya telah mencapai kuota penuh. Kuota SD dengan dua rombongan belajar berjumlah 50 siswa, sedangkan SMP dan SMA masing-masing menerima 25 siswa, sehingga total seluruh jenjang 100 siswa.
Lis menegaskan bahwa Sekolah Rakyat di Tanjungpinang adalah sekolah negeri berasrama pertama yang benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Sistem boarding school memungkinkan anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan pendidikan, tempat tinggal, konsumsi, perlengkapan belajar, hingga perawatan kesehatan secara gratis. Menurut Lis, hal ini akan memutus rantai kemiskinan sekaligus memberi kesempatan yang sama bagi setiap anak untuk meraih masa depan.
Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau Yeni menambahkan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program pemerintah pusat yang ditargetkan hadir di setiap kabupaten dan kota. Metode pendidikannya memadukan standar nasional dengan penguatan karakter, keterampilan, kewirausahaan, digitalisasi, serta penggunaan Learning Management System (LMS). Setiap siswa juga akan mendapatkan laptop gratis untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan model pendidikan ini, anak-anak diharapkan mampu bersaing secara global tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai moral.
Upaya pemerintah melalui pembangunan 500 Sekolah Rakyat harus kita sambut dengan optimisme. Program ini bukan hanya tentang menyediakan sekolah, tetapi juga menciptakan ekosistem pendidikan yang memerdekakan dan memberdayakan. Jika seluruh elemen masyarakat mendukung, bukan mustahil generasi mendatang akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman. Mari kita dukung bersama agar semua anak Indonesia, tanpa terkecuali, mendapatkan hak pendidikan yang layak dan berkualitas.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute