Stimulus Ekonomi Jaga Daya Beli Masyarakat Hingga Optimalisasi APBN

Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmen menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui pemberian stimulus yang difokuskan untuk menjaga daya beli masyarakat serta mengoptimalkan peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal utama. Langkah ini menjadi kunci dalam menghadapi dinamika global yang penuh ketidakpastian, termasuk risiko perlambatan ekonomi dunia, fluktuasi harga energi, dan tekanan inflasi yang masih membayangi.

Pemerintah resmi meluncurkan Paket Stimulus Ekonomi 2025 bertajuk Stimulus Ekonomi 8+4+5 yang mencakup total 17 program, yang terbagi ke dalam tiga kelompok utama yaitu 8 program percepatan untuk tahun 2025, 4 program lanjutan yang akan berlanjut di tahun 2026, serta 5 program yang difokuskan pada penciptaan lapangan kerja.

Tujuan utama dari Paket Stimulus Ekonomi 2025 adalah untuk memperkuat perlindungan sosial, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor strategis nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan lampu hijau terhadap pelaksanaan program-program tersebut.

“Tadi hadir dalam rapat bersama Bapak Presiden dan rapat dengan pak Pak Presiden tadi membahas terkait dengan kebijakan yang akan diambil yang diberi nama Program Paket Ekonomi di tahun 2025 ini yang terdiri dari 8 program akselerasi di 2025, 4 program yang dilanjutkan di 2026, dan 5 program yang terkait dengan andalan pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja,” ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan Paket Stimulus Ekonomi 2025 dirancang untuk menjaga pertumbuhan dan memperkuat daya beli masyarakat. Presiden menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar respons jangka pendek, tetapi strategi menjaga keberlanjutan pertumbuhan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran stimulus tersebut tanpa membebani keuangan negara.

“Kami memastikan stimulus ini efektif tanpa mengganggu defisit anggaran dan tetap menjaga stabilitas fiskal,” kata Purbaya.*