Presiden Prabowo Siapkan Dua Hercules Kirim Bantuan Untuk Gaza

Oleh: Rahman Prawira )*

Pada momentum peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia ini, Presiden Prabowo Subianto meneguhkan komitmen Indonesia terhadap solidaritas internasional melalui instruksi strategis yakni dua pesawat Super Hercules C-130J dikerahkan untuk menjalankan misi kemanusiaan udara ke Jalur Gaza. Pesawat-pesawat milik Skadron Udara 31 Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) ini menerjunkan bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, hingga perlengkapan darurat, ke daerah yang sedang dilanda krisis kemanusiaan sebagai langkah dalam mewujudkan diplomasi berbasis aksi nyata di panggung global.

Langkah ini merupakan perpanjangan dari visi perdamaian dan bantuan kemanusiaan yang selama ini konsisten diperjuangkan oleh Indonesia, terutama dalam rangka mendukung solusi dua negara di Palestina. Dalam hal ini Indonesia melalui kehadiran Satuan Tugas (Satgas) “Garuda Merah Putih II” turut ambil bagian secara nyata dalam meringankan beban rakyat Palestina. Kepala Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, menegaskan bahwa arahan pengiriman dua pesawat Hercules ini datang langsung dari Presiden yakni dengan meminta Menteri Pertahanan untuk menyiapkan dua buah Hercules untuk terlibat dalam operasi airdrop yaitu menurunkan bantuan bagi warga Gaza dari udara.

Dalam Sidang Tahunan MPR RI, Presiden Prabowo menegaskan bahwa saat ini dua pesawat Hercules milik Indonesia sedang beroperasi di Timur Tengah untuk menerjunkan bantuan-bantuan dari udara ke Gaza. Hal ini menjadi simbol konkret bahwa diplomasi Indonesia didukung dengan keberanian tindakan langsung di lapangan. Bantuan tersebut tidak hanya sebatas aksi simbolis. Total 800 ton logistik telah disiapkan, terdiri atas berbagai kebutuhan pokok yang diterjunkan dari udara ke titik-titik yang sulit dijangkau di Gaza sebagai bentuk nyata tanggung jawab kemanusiaan Indonesia.

Kolaborasi berbagai pihak turut terlibat dalam koordinasi lintas negara ini untuk memastikan bantuan tiba dengan aman dan tepat sasaran. Proses persiapan mencakup pemeriksaan ketat keamanan logistik, penyesuaian dengan regulasi penerbangan internasional, serta komunikasi intensif dengan otoritas di Mesir dan Yordania guna mengatur jalur penerbangan dan zona penerjunan. Langkah ini menegaskan bahwa misi kemanusiaan Indonesia memiliki perencanaan matang dan sinergi diplomatik yang baik.

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menginstruksikan agar penerjunan bantuan digelar dengan profesionalisme tinggi, disiplin, dan menjaga martabat TNI di mata dunia. Penerbangan manusiawi ini dirancang sebagai operasi selama 12 hari (13–23 Agustus 2025), dengan satu pesawat menuju Mesir dan lainnya ke Yordania sebagai jalur transit sebelum airdrop di Gaza. Selain itu Panglima TNI juga menggarisbawahi makna strategis momen HUT RI ke-80 sebagai pengingat komitmen bangsa dalam berempati dan berkontribusi penuh terhadap perdamaian global. 

Dalam era krisis global, bantuan melalui jalur udara menjadi simbol keberpihakan moral dan strategi nyata. Pesawat Hercules menjadi jembatan harapan antara kemanusiaan Indonesia dan rakyat Palestina yang sedang menderita. Indonesia tidak sekadar berbicara dari ruang diplomatis tetapi negara ini bertindak, menembus batas, dan memberikan bantuan walaupun di tengah medan sulit sekalipun.

Langkah ini juga memperkuat citra internasional Indonesia. Saat banyak negara ragu mengambil tindakan, Indonesia konsisten menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan global. Instrumen airdropbukan pilihan mudah, namun melalui tahapan ini Indonesia dinilai tengah menggunakan kapabilitas nasionalnya sebagai saluran solidaritas aktif. Momentum pengiriman bantuan udara ini berlangsung dalam keadaan di mana akses lintas darat ke Gaza sangat terbatas akibat blokade ketat. 

Dengan solidaritas regional, khususnya dukungan penting dari Yordania, Indonesia mampu menerobos hambatan tersebut dan langsung mengirim logistik ke titik-titik sulit dijangkau di Gaza. Kolaborasi ini bukan hanya menghadirkan bantuan krusial, tapi juga meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki kredibilitas dan keberanian dalam bertindak di situasi krisis global. Tidak hanya menjadi sorotan regional, langkah ini juga mendapat apresiasi di forum internasional.

Krisis kemanusiaan di Gaza sangatlah panjang dan kompleks. Namun, misi ini membuka peluang untuk diplomasi berlanjut dengan Indonesia dapat menjadi penghubung antarnegara, memperkuat kerja sama multilateral dalam bantuan kemanusiaan dan usaha perdamaian. Selain itu, keberhasilan logistik ini dapat memperkuat kredibilitas TNI sebagai kekuatan keamanan yang profesional dan penuh empati.

Lebih dari sekadar menunjukkan kesiapan militer Indonesia, pengiriman Hercules ke Gaza menunjukkan bahwa kekuatan nasional ketika diarahkan dengan visi dan empati akan menjadi kekuatan untuk solidaritas global. Pemerintah telah menggabungkan diplomasi politik dan aksi kemanusiaan dalam harmoni yang membanggakan. Indonesia tengah menunjukkan bahwa negara berdaulat tak hanya menjaga wilayahnya, tapi juga hati nurani seluruh umat manusia di dunia. 

Pengiriman dua pesawat Hercules ke Gaza bukan sekadar misi kemanusiaan, tetapi cerminan kepemimpinan moral, solidaritas yang nyata, dan keberanian bertindak di panggung dunia. Dengan dukungan penuh dari instansi tinggi seperti Presiden, Panglima TNI, dan Baznas, misi ini menjadi bukti bahwa Indonesia dapat membuat perbedaan melalui tindakan nyata. Langkah ini bukan hanya menjadi sejarah, tetapi inspirasi masa depan bagi bangsa yang berempati dan mendunia.

)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Pemerintah