Oleh: Muhammad Anugrah )*
Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah meluncurkan Program pembagian 15.000 laptop bagi siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia. Program strategis ini bertujuan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta memperluas akses terhadap teknologi pendidikan. Inisiatif tersebut sekaligus menjadi langkah nyata dalam mendorong percepatan transformasi digital di sektor pendidikan nasional.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan jaminan keamanan program bagi publik. Ia memastikan pengadaan dilakukan secara transparan, terbuka, tanpa praktik kongkalikong, dengan tahap pertama penyaluran 9.700 laptop yang dijadwalkan pada akhir Agustus atau awal September 2025. Komitmen tersebut menjadi jaminan bahwa implementasi program berjalan bersih, akuntabel, dan bertanggung jawab.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Robben Rico, menegaskan perhatian terhadap kualitas perangkat yang akan dibagikan. Ia menjelaskan bahwa spesifikasi laptop disusun oleh tim ahli dari berbagai perguruan tinggi, tanpa berorientasi pada merek, namun disesuaikan dengan kebutuhan siswa, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Pendekatan ini mencerminkan prinsip efisiensi agar perangkat benar-benar mendukung proses belajar tanpa menimbulkan pemborosan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan bahwa anggaran untuk program ini bukan sekadar simbol, melainkan bagian dari pengelolaan fiskal yang cermat dan inklusif. Sebesar Rp 1,1 triliun dialokasikan khusus untuk pengadaan laptop dan seragam bagi lebih dari 15.000 siswa Sekolah Rakyat, sebagai langkah memutus mata rantai kemiskinan antar generasi. Ia menekankan bahwa setiap rupiah yang digelontorkan untuk pendidikan rakyat merupakan investasi strategis dengan manfaat jangka panjang.
Pemerintah diingatkan akan pentingnya pendidikan inklusif, terutama agar program ini menjangkau anak difabel dengan aksesibilitas yang memadai. Fasilitas tersebut mencakup ketersediaan literatur Braille, guru berbahasa isyarat, serta sarana penunjang lain yang ramah difabel. Unsur inklusif yang krusial meliputi tenaga pendidik kompeten, fasilitas adaptif, infrastruktur fisik yang mudah diakses, layanan kesehatan dan dukungan psikososial, serta kurikulum fleksibel. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada kuantitas, seperti jumlah laptop dan sekolah, tetapi juga pada kualitas dan pemerataan akses pendidikan.
Program ini juga disertai pembangunan infrastruktur pendukung di 159 Sekolah Rakyat. Fasilitas yang tersedia meliputi listrik, air bersih, asrama, dan sarana olahraga, dengan total anggaran mencapai Rp 7 triliun. Pemerintah menargetkan penambahan jumlah sekolah secara bertahap hingga mencapai 200 unit. Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Penyediaan laptop sekaligus memperkuat kesiapan siswa dalam menghadapi era transformasi digital. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran digital, memanfaatkan platform belajar daring, dan mengembangkan kreativitas secara lebih luas. Hal ini membuka peluang yang setara bagi siswa di berbagai daerah dan membantu memperkecil kesenjangan digital antara siswa di daerah miskin dan mereka yang berada di pusat kota.
Keberhasilan program pembagian 15.000 laptop ini tidak hanya bergantung pada langkah pemerintah, tetapi juga dukungan dari berbagai pihak. Sejumlah BUMN, perusahaan swasta, dan komunitas pendidikan telah menunjukkan komitmen untuk berpartisipasi melalui program tanggung jawab sosial. Dukungan tersebut mencakup penyediaan pelatihan keterampilan digital bagi guru dan siswa, bantuan perawatan perangkat, hingga penyediaan akses internet di sekolah-sekolah penerima manfaat.
Lembaga internasional dan organisasi non-pemerintah juga berpotensi menjadi mitra strategis dalam memperluas jangkauan program. Kerja sama lintas sektor ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan akses teknologi pendidikan, sekaligus memastikan keberlanjutan manfaat yang dihasilkan. Dengan kolaborasi yang solid, program ini tidak hanya menjadi inisiatif pemerintah, tetapi juga gerakan nasional yang melibatkan seluruh elemen masyarakat demi kemajuan pendidikan Indonesia.
Program pembagian 15.000 laptop ini diharapkan membawa perubahan nyata bagi kualitas pendidikan, khususnya di wilayah yang selama ini tertinggal dalam akses teknologi. Dalam jangka pendek, siswa dapat lebih mudah mengakses materi pembelajaran digital, mengikuti pelatihan keterampilan, serta memperluas wawasan melalui sumber pengetahuan global. Sementara dalam jangka panjang, program ini diyakini akan meningkatkan kompetensi digital generasi muda, memperkuat daya saing tenaga kerja, dan membuka peluang ekonomi baru di daerah.
Bagi para guru, ketersediaan perangkat ini menjadi sarana untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif. Kisah-kisah dari penerima manfaat, seperti siswa di sekolah terpencil yang kini dapat mengakses kelas daring atau mengikuti lomba berbasis teknologi, menjadi bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah sederhana. Harapannya, semangat dan hasil positif ini dapat menjadi inspirasi untuk memperluas program serupa ke lebih banyak daerah, sehingga pendidikan berkualitas benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh anak Indonesia.
Program ini bukan hanya menjadi simbol digitalisasi, tetapi juga bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan rakyat. Pelaksanaannya dilakukan secara transparan dan inklusif, dengan dukungan fasilitas yang memadai. Sekolah Rakyat diharapkan mampu menjadi motor penggerak transformasi sosial dan ekonomi di berbagai daerah. Langkah ini diyakini dapat membawa generasi muda Indonesia melangkah lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Masyarakat optimis momentum ini dapat terus terjaga dengan langkah-langkah strategis. Pemantauan distribusi, evaluasi kualitas perangkat, peningkatan pembelajaran digital, dan penguatan sarana pendukung menjadi kunci keberlanjutan program. Tujuan besar program ini tidak berhenti pada penyaluran laptop semata, tetapi berkembang menjadi lompatan signifikan menuju masyarakat yang cerdas, mandiri, dan berkeadilan. Dengan pendidikan sebagai fondasi utamanya, Indonesia diyakini akan terus bergerak maju.
)* Penulis merupakan pengamat isu pendidikan