Jakarta – Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam pembangunan sektor pertahanan dan keamanan sejak terjun aktif di pemerintahan.
Hal tersebut dikatakan Pengamat Militer sekaligus Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, saat wawancara di salah satu stasiun Radio di Jakarta.
Menurut Anton, Prabowo mulai terlibat secara resmi di sektor pertahanan pada 2019 saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Kemudian, pada 2024, ketika beliau mengemban amanah sebagai Presiden Republik Indonesia, perhatian terhadap sektor strategis ini semakin terlihat jelas.
“Sejak menjabat sebagai menteri hingga kini sebagai presiden, perhatian beliau terhadap pertahanan dan keamanan semakin meningkat,” ujar Anton.
Anton juga menjelaskan, tugas besar sektor pertahanan tidak hanya menjaga kualitas alat utama sistem persenjataan (alutsista), tetapi juga memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel–Palestina dan Rusia–Ukraina.
Semua langkah ini, kata Anton, selaras dengan empat tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.
“Membangun kekuatan pertahanan adalah hal yang tidak dapat dihindari demi menciptakan keamanan negara,” tutur Anton.
Namun, lanjutnya, pembangunan tersebut harus berdampak positif bagi perekonomian, khususnya melalui penguatan industri pertahanan nasional.
“Pertahanan yang kokoh bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga menjadi motor penggerak ekonomi nasional,” ungkapnya. []