Pemerintah Manfaatkan Sekolah Rakyat untuk Edukasi Bijak Gunakan Teknologi Digital

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memanfaatkan keberadaan Sekolah Rakyat sebagai sarana strategis untuk memperluas edukasi literasi digital kepada generasi muda, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Langkah ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa terhadap penggunaan teknologi digital secara bijak, aman, dan produktif.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemkomdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat menjadi salah satu target prioritas dalam program literasi digital nasional. Menurutnya, siswa-siswi Sekolah Rakyat perlu mendapat pembekalan menyeluruh mengenai pemanfaatan teknologi, termasuk pengenalan terhadap kecerdasan buatan (AI) hingga ancaman bahaya judi daring yang marak di dunia maya.

“Harapannya, Komdigi dapat segera menjangkau seluruh Sekolah Rakyat yang tersebar di Indonesia untuk memberikan edukasi literasi digital. Tema edukasi kami sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, mulai dari dasar analisis data, keamanan siber, coding, hingga pemahaman tentang AI,” ujar Bonifasius.

Dalam pelaksanaannya, Kemkomdigi menggandeng berbagai pihak, mulai dari sekolah, dinas pendidikan daerah, kementerian dan lembaga lain, hingga komunitas serta organisasi masyarakat. Tujuannya adalah mengintegrasikan materi literasi digital ke dalam kurikulum dan kegiatan belajar-mengajar yang diterapkan di Sekolah Rakyat, terutama yang sudah menggunakan sistem pembelajaran berbasis _Learning Management System (LMS)._

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Digital, Alfreno Kautsar Ramadhan, menambahkan bahwa konektivitas digital yang diberikan pemerintah turut mendukung operasional pendidikan di Sekolah Rakyat. Dengan tersedianya akses internet yang cepat dan stabil, siswa kini dapat belajar secara daring, mengakses berbagai sumber pembelajaran global, dan mengembangkan kemampuan teknologi yang relevan dengan tantangan masa depan.

“Konektivitas digital merupakan solusi untuk memperluas akses dan kualitas pendidikan, khususnya bagi kelompok rentan. Hal ini akan membantu proses belajar-mengajar menjadi lebih efektif dan inklusif,” jelas Alfreno.

Sementara itu, pengamat pendidikan yang juga CEO Jurusanku, Ina Liem, menilai kehadiran internet cepat di Sekolah Rakyat sebagai langkah positif dalam membangun kemampuan digital siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Menurutnya, anak-anak kini dapat mengikuti webinar, kompetisi daring, hingga menonton konten edukatif dari tokoh inspiratif yang sebelumnya sulit mereka jangkau.

“Dengan sistem asrama yang diterapkan di Sekolah Rakyat, akses internet juga sangat mendukung pembelajaran diferensial. Anak yang tertinggal bisa remedial secara mandiri, sedangkan yang unggul bisa memperdalam materi lanjutan melalui internet,” jelas Ina.

Ina juga menekankan bahwa literasi digital yang dibangun sejak dini akan menjadi bekal penting dalam menghadapi dunia kerja yang menuntut kemampuan kolaborasi _daring,_ riset mandiri, serta adaptasi terhadap teknologi baru.

Melalui pemanfaatan Sekolah Rakyat sebagai pusat literasi digital, pemerintah berharap anak-anak dari berbagai latar belakang sosial dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi, menjauhi risiko digital, dan memanfaatkan teknologi untuk masa depan yang lebih baik. [-red]