JAWA TIMUR — Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kembali beroperasi setelah sebelumnya beredar kabar mengenai penutupan yang memicu kegaduhan publik.
Fakta terbaru mengungkapkan bahwa isu penutupan koperasi tersebut hanyalah kesalahpahaman yang diprovokasi oleh kepentingan segelintir pihak tertentu.
Bermula dari adanya miskomunikasi antara pihak mitra dan pemerintah desa setempat.
Kepala Desa Pucangan, Santiko, menegaskan permintaan maafnya atas polemik yang muncul.
Ia mengaku sedang grogi saat berbicara di hadapan Presiden Prabowo Subianto pada acara peresmian Kopdes Merah Putih yang berlangsung meriah kala itu.
“Saya hanya menyampaikan hal yang spontan dan mohon maaf jika ada yang kurang tepat,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga memberikan klarifikasi atas isu tersebut.
Menurutnya, permasalahan yang terjadi semata-mata akibat miskomunikasi antara Kepala Desa dengan pihak PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) selaku mitra.
“Sudah selesai kok, hanya masalah salah paham. Mungkin Kadesnya grogi,” ungkap Zulhas.
Ia memastikan bahwa Kopdes Merah Putih Tuban telah kembali beroperasi normal setelah komunikasi di antara pihak terkait berjalan lancar.
“Pemilik pondoknya itu teman saya, dan sudah selesai. Sudah-sudah buka lagi,” tegasnya usai pertemuan di Jakarta.
Direktur PT PPSD dan para mitra koperasi menganggap insiden tersebut sebagai pelajaran berharga untuk membangun kerja sama yang lebih solid ke depan.
Mereka berharap komunikasi antarpihak dapat berjalan lebih baik agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang berujung pada provokasi penutupan usaha.
Kopdes Merah Putih diyakini menjadi contoh kolaborasi dan kesadaran kolektif koperasi di Indonesia.
Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah menilai Kopdes Merah Putih sebagai harapan baru bagi sistem ekonomi rakyat pedesaan.
“Kopdes Merah Putih bukan hanya harapan baru terhadap sistem ekonomi bagi rakyat pedesaan tetapi juga menjadi alternatif bagi masyarakat desa,” katanya.
Menurutnya, koperasi tersebut akan memangkas jalur distribusi kebutuhan pokok sehingga harga lebih terjangkau, sekaligus memperkuat kemandirian logistik desa melalui pembangunan gudang, armada transportasi, dan sistem informasi yang efisien.
Najib menegaskan bahwa meskipun tantangan profesionalisme dan dominasi oligopoli masih ada, Kopdes Merah Putih merupakan pemecah kebuntuan perdagangan pedesaan jika dijalankan sesuai konsep awal.
“Mari kita dukung secara bersama-sama Koperasi Desa Merah Putih,” ujarnya. (*)