MBG di Papua Diperluas hingga Pelosok sebagai Wujud Pemerataan Gizi

JAYAPURA – Penetapan Universitas Cenderawasih (Uncen) sebagai Regional Centre of Excellence (RCOE) untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Tanah Papua membawa angin segar bagi percepatan pembangunan manusia di kawasan timur Indonesia. Keputusan pemerintah ini menjadi penanda bahwa pendekatan berbasis pengetahuan lokal, riset, dan kolaborasi lintas sektor menjadi strategi utama pemerintah dalam memperluas jangkauan dan efektivitas MBG di Papua.

Pelaksana Tugas Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Pengembangan Masyarakat dan Budaya, Matias Mano, menilai bahwa langkah ini sangat tepat dan strategis.

“Penunjukan Uncen sebagai pusat unggulan program MBG merupakan momentum strategis untuk mendorong pelibatan lokal yang lebih masif,” kata Matias.

Ia menambahkan bahwa MBG tidak sekadar mendistribusikan makanan, melainkan menjadi bentuk investasi sosial jangka panjang demi masa depan generasi Papua. Pihaknya siap mendukung upaya ini, termasuk dalam penguatan kapasitas SDM di lapangan dan perluasan jejaring kolaborasi di tingkat distrik dan kampung.

“Program MBG bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang masa depan anak-anak Papua,” tegasnya.

Sementara itu, Pembina Yayasan Kencana Papua Nusantara, Petrus Thokiman menilai bahwa upaya distribusi MBG sudah berjalan baik, namun masih terbuka peluang untuk memperluas jangkauan ke daerah pelosok guna menjangkau wilayah perbukitan dan pesisir terpencil.

“Pendirian dapur satelit di daerah seperti Fakfak menjadi langkah lanjut pemerintah yang sangat strategis agar MBG lebih merata dan menjangkau seluruh anak-anak Papua,” ujar Petrus.

Ia menilai bahwa pemberdayaan masyarakat lokal perlu menjadi bagian dari sistem ini. Pangan lokal dari kebun warga seperti sagu, ubi, keladi, dan sayuran perlu diintegrasikan dalam menu harian.

“Pangan lokal seperti sagu, keladi, dan sayuran sudah mulai masuk dalam menu MBG dan perlu terus diperluas agar mencerminkan budaya dan memperkuat ekonomi masyarakat,” pungkas Petrus.

Sebagai pusat keunggulan, Uncen dapat memainkan peran strategis dalam merancang modul pelatihan, riset intervensi berbasis lokal, dan sistem monitoring yang presisi. Dengan dukungan mitra pembangunan seperti Australia, China, dan Jepang, Papua bisa membangun sistem pangan yang berdaya tahan dan berkelanjutan.

Langkah ini bukan sekadar kebijakan jangka pendek, melainkan pijakan penting menuju keadilan gizi yang inklusif. Masa depan Papua harus dimulai dari pemenuhan gizi anak-anaknya. Ketika piring makan mereka penuh gizi, maka masa depan mereka pun penuh harapan.