Pemerintah Pacu Swasembada Pangan Demi Kedaulatan Bangsa

Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi prioritas strategis pemerintah untuk menjaga kedaulatan bangsa. Ia menekankan bahwa seluruh program Kementerian Pertanian (Kementan) disusun demi kepentingan nasional jangka panjang.

“Tentu saja Kementan mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Jadi kepentingan besar tidak bisa dikalahkan dengan segelintir orang,” kata Sudaryono saat berbincang dalam program Pro3 RRI.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah secara simultan terus mengembangkan strategi pertanian yang berorientasi pada produktivitas dan perluasan lahan. Dengan intensifikasi produksi naik banyak, lalu ekstensifikasi kita lakukan dengan cetak sawah.

“Kita lakukan cetak sawah salah satunya ada di Merauke itu berhasil, padinya tumbuh dan panen,” tuturnya.

Pemerintah menargetkan swasembada pangan dapat tercapai dalam empat hingga lima tahun ke depan. Langkah-langkah terukur terus dijalankan melalui program food estate, pembangunan infrastruktur pertanian, dan modernisasi alat produksi.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, turut menyampaikan optimismenya bahwa swasembada komoditas strategis seperti gula akan tercapai dalam waktu dekat. Masih banyak petani yang menanam berbagai varietas dalam satu lahan, yang menyebabkan rendemen turun.

“Kita target tiga tahun bongkar ulang (tanaman tebu) seluruh Indonesia,” ujarnya saat menghadiri Panen Tebu di Bantul, DIY.

Menurutnya, kunci utama keberhasilan swasembada terletak pada kadar rendemen tebu yang tinggi, yang hanya bisa diraih melalui varietas unggul dan sistem tanam yang seragam.

“Kementan akan melakukan peremajaan tanaman tebu secara nasional di lahan seluas 500 ribu hektare dalam tiga tahun ke depan,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung penuh agenda pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan, khususnya pada komoditas gula. kesuksesan program swasembada tidak hanya bergantung pada produksi, tetapi juga dukungan sarana produksi yang memadai.

“Selama enam bulan terakhir, kami telah menyelenggarakan 92 rembuk tani di berbagai daerah. Ini menjadi wadah bertukar informasi, berbagi inovasi, dan memperkuat produktivitas pertanian nasional,” ujar Rahmad.

Pihaknya juga menyambut baik langkah pemerintah dalam menyederhanakan regulasi pupuk, yang terbukti mempercepat penyaluran pupuk bersubsidi hingga mencapai 3,9 juta ton.

“Penyaluran pupuk bersubsidi ini tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Swasembada pangan sebagai bagian dari agenda besar untuk menjaga kemandirian bangsa,” pungkasnya.

[w.R]