Oleh : Bahtiar Ardie )*
Swasembada pangan menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Komitmen ini terus ditegaskan dalam berbagai kesempatan sebagai langkah strategis untuk menjaga kedaulatan bangsa di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Krisis pangan dunia, perubahan iklim, serta disrupsi rantai pasok akibat konflik geopolitik menjadi pengingat pentingnya kemandirian pangan. Presiden Prabowo memahami bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga soal keberlanjutan, kesejahteraan petani, dan stabilitas nasional.
Berbagai program prioritas diluncurkan untuk mewujudkan target swasembada tersebut. Salah satunya adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pencetakan sawah baru, modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan), serta rehabilitasi jaringan irigasi. Pemerintah juga memperluas areal tanam dan meningkatkan indeks pertanaman agar hasil panen bisa lebih dari sekali dalam setahun. Digitalisasi dan penggunaan teknologi pertanian cerdas (smart farming) turut didorong untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Upaya ini dilakukan agar sektor pertanian Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing secara global dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan pokok.
Presiden Prabowo juga memperkuat peran Badan Pangan Nasional sebagai lembaga strategis yang mengelola pasokan dan harga pangan. Koordinasi lintas kementerian dan lembaga diperkuat agar kebijakan pangan berjalan secara sinergis dan terpadu, mulai dari hulu produksi hingga hilir distribusi dan konsumsi. Sementara itu, Perum Bulog diberikan mandat lebih luas untuk menjaga stok strategis dan menyerap hasil panen petani secara maksimal, demi menjamin ketersediaan pangan nasional dalam situasi darurat ataupun ketika terjadi lonjakan harga.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menjelaskan Swasembada pangan tidak dapat tercapai tanpa memperhatikan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama produksi. Oleh karena itu, pemerintah meningkatkan dukungan melalui pembiayaan murah, subsidi pupuk yang tepat sasaran, pendampingan teknologi, serta akses pasar yang lebih terbuka. Program petani milenial juga terus dikembangkan sebagai solusi terhadap tantangan regenerasi petani yang selama ini menjadi hambatan. Tujuannya agar sektor pertanian menjadi sektor yang menarik dan menjanjikan bagi generasi muda Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis desa.
Infrastruktur pertanian juga menjadi perhatian penting. Pembangunan dan revitalisasi bendungan, embung, irigasi, jalan produksi, hingga pasar tani dilakukan secara masif dan merata di seluruh Indonesia. Proyek strategis seperti pembangunan bendungan baru dan penguatan infrastruktur konektivitas antarwilayah diharapkan bisa mendukung produktivitas sektor pertanian. Selain itu, sistem logistik nasional diperkuat untuk memperlancar distribusi pangan, menekan biaya angkut, dan menjaga stabilitas harga dari petani ke konsumen.
Diversifikasi pangan menjadi pilar penting dalam strategi swasembada yang berkelanjutan. Pemerintah mendorong konsumsi dan produksi sumber pangan lokal seperti sorgum, sagu, porang, dan umbi-umbian sebagai alternatif beras. Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada satu komoditas, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi petani lokal. Diversifikasi pangan juga menjadi bagian dari adaptasi terhadap perubahan iklim, mengingat beberapa komoditas lokal lebih tahan terhadap kekeringan atau banjir dibandingkan tanaman padi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis menjelaskan dalam konteks ketidakpastian global, kemandirian pangan menjadi perisai utama bagi bangsa Indonesia. Negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri akan lebih siap menghadapi embargo, konflik perdagangan, maupun gejolak harga internasional. Sehingga, perlu dipahami bahwa pentingnya ketahanan pangan sebagai bagian dari pertahanan negara. Bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam menjaga ketenangan sosial dan stabilitas ekonomi di tengah tekanan global yang kian tak terduga.
Langkah menuju swasembada pangan merupakan proses jangka panjang yang memerlukan konsistensi kebijakan, kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan keterlibatan aktif masyarakat. Pemerintah di bawah Presiden Prabowo telah menunjukkan komitmen kuat dengan membangun fondasi dan sistem yang terintegrasi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Keberhasilan program swasembada pangan akan menjadi warisan penting bagi generasi mendatang dan tonggak sejarah menuju Indonesia yang benar-benar berdaulat di bidang pangan.
Keberhasilan swasembada pangan bukan hanya sekadar capaian kuantitatif dalam hal produksi, tetapi juga mencerminkan kekuatan dan kemandirian sebuah bangsa. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo telah mengambil langkah-langkah strategis dan terukur untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dengan memperkuat produksi dalam negeri, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mengembangkan infrastruktur dan teknologi pertanian, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap impor pangan. Diversifikasi komoditas dan pendekatan berbasis kearifan lokal menjadi nilai tambah dalam strategi besar ketahanan pangan nasional.
Komitmen pemerintah dalam membangun kedaulatan pangan telah mendapatkan pengakuan internasional, tercermin dari penghargaan FAO 2024 untuk kategori ketahanan pangan. Melalui kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, program swasembada pangan bukan sekadar wacana tetapi sedang menjadi kenyataan. Dengan konsistensi implementasi kebijakan dan dukungan seluruh rakyat Indonesia, target Indonesia sebagai lumbung pangan Asia 2045 semakin terlihat jelas di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
)* Penulis merupakan Pengamat Pertanian