Perangi Provokasi dan Hoaks: PSU Berjalan Sukses, Terima Keputusan Pemungutan Tanda Kematangan Demokrasi

Jakarta – Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang digelar di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk juga yang terlaksana di Papua dan Kabupaten Pesawaran, berlangsung dengan aman dan damai.

Bagaimana berlangsungnya pelaksanaan PSU tersebut menunjukkan betapa dewasanya penerapan nilai demokrasi pada masyarakat Tanah Air.

Keberhasilan pelaksanaan tersebut juga sekaligus menjadi bukti yang nyata bahwa sejatinya demokrasi di Indonesia semakin hari kian matang dan masyarakat telah mampu untuk menolak segala bentuk provokasi serta hoaks yang beredar di berbagai media sosial.

Mengenai hal itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Mochammad Afifuddin, menegaskan bahwa PSU di Mahakam Ulu, Kota Palopo, dan Kabupaten Pesawaran berlangsung dengan tertib dan telah berhasil mencatatkan partisipasi yang tinggi.

“Seperti di Mahakam Ulu, sebanyak 20.941 pemilih menggunakan hak pilihnya, dengan partisipasi mencapai 74,14 persen,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi penuh adanya kontribusi dari seluruh pihak, termasuk mulai dari penyelenggara hingga para pemilih.

“Apresiasi tinggi kami sampaikan kepada seluruh penyelenggara dan pemilih yang telah memastikan proses ini berjalan kondusif,” tambah Mochammad Afifudin.

Sementara itu, Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menyampaikan rasa terima kasih atas adanya partisipasi dari berbagai kalangan masyarakat dalam menyukseskan pelaksanaan PSU di berbagai daerah, khususnya Pilkada Pesawaran.

Menurutnya, keberhasilan dan kesuksesan pada pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang tersebut sekaligus dapat mencerminkan adanya sisi kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi di Indonesia.

“Ini menjadi fondasi kuat dalam menjaga stabilitas daerah,” ucapnya.

Kapolda Lampung tersebut juga menegaskan pentingnya netralitas aparat.

“Netralitas anggota Polri adalah harga mati. Ini adalah komitmen kami untuk menjaga marwah demokrasi agar tetap adil dan bermartabat,” tegas Helmy.

Di Papua, seruan damai datang dari tokoh agama Pastor Catto Mauri.

Ia mengajak masyarakat untuk memilih dengan hati jernih dan menjauhi provokasi.

“Mari kita datang ke TPS pada 6 Agustus mendatang, berdoa agar Tuhan memberkati dan memberi hikmat serta akal budi yang sehat agar kita dapat memilih pemimpin yang benar-benar hadir dalam hati kita,” ujarnya.

Pastor Mauri juga menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan.

“Beda pilihan itu biasa, yang luar biasa adalah tetap bersatu dalam perbedaan. Mari kita jaga persaudaraan dan keutuhan Papua,” tutupnya.

Terima hasil pemungutan suara sebagai cermin kedewasaan berdemokrasi. Pilih damai, tolak hoaks dan provokasi. (*)