Jakarta – Pemerintah melalui BPI Danantara akan mengarahkan fokus investasinya pada delapan sektor strategis guna menciptakan nilai tambah berkelanjutan dan menggerakkan perekonomian nasional. Hal tersebut dikatakan Managing Director Finance Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Arief Budiman.
“Dividen dari BUMN itu akan diinvestasikan kembali agar Danantara bisa mengantongi nilai tambah dan menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Arief.
Menurut Arief, Danantara menargetkan penyaluran investasi sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 81,4 triliun pada semester kedua tahun ini. Dana tersebut akan diarahkan pada delapan sektor utama yang selaras dengan agenda pembangunan nasional, antara lain sektor mineral dan hilirisasi, energi terbarukan, infrastruktur digital, pelayanan kesehatan, layanan keuangan non-bank, infrastruktur utilitas seperti air dan limbah, kawasan industri, serta ketahanan pangan.
Ia menambahkan bahwa pemilihan sektor-sektor tersebut bukan hanya berdasarkan potensi keuntungan, tetapi juga mempertimbangkan dampak ekonomi terhadap Indonesia secara menyeluruh.
“Keputusan investasi akan didasarkan pada tiga pertimbangan utama, yaitu dampak terhadap perekonomian Indonesia, potensi imbal hasil, dan besarnya peluang investasi di sektor terkait,” jelas Arief.
Fokus pemerintah dalam memaksimalkan investasi melalui Danantara juga mendapat sorotan dari laporan “OECD Economic Outlook” edisi Juni 2025. OECD menyebut bahwa percepatan realisasi investasi publik, khususnya melalui Danantara, dengan tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas, akan memberi dorongan signifikan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Di tengah kebijakan efisiensi belanja lintas sektor, investasi melalui Danantara dipandang sebagai instrumen strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menambahkan bahwa dalam setiap keputusan investasi, Danantara akan mengedepankan aspek komersialisasi dan pengembalian investasi yang sehat.
“Paling penting bagi Danantara adalah tingkat pengembalian investasi dan komersialitas sebuah kegiatan,” ujarnya.
Pandu juga menyebutkan bahwa sektor-sektor prioritas tersebut telah melalui kajian yang mendalam berdasarkan dampak ekonomi dan kesesuaian dengan visi misi pendirian Danantara. Selain delapan sektor utama yang telah disebutkan, Danantara juga membuka peluang pada sektor-sektor baru seperti pusat data untuk kecerdasan buatan (AI) dan manufaktur semikonduktor canggih.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyebut bahwa meskipun dana investasi awal sebesar US$ 5 miliar tergolong kecil untuk ukuran lembaga pengelola dana kekayaan negara (sovereign wealth fund), fokus Danantara yang selektif pada sektor strategis dinilai sebagai langkah yang tepat.
“Saya yakin hilirisasi akan menjadi prioritas utama karena memiliki potensi dampak ekonomi yang besar dan mendukung transformasi industri nasional,” kata Wijayanto.
[edRW]