Oleh: Silvia AP )*
Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam memastikan kesejahteraan dan masa depan generasi muda bangsa melalui penambahan alokasi anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini mencerminkan prioritas nasional dalam membangun sumber daya manusia unggul sejak usia dini, sebagai fondasi utama pembangunan jangka panjang.
Program ini merupakan inisiatif besar yang dirancang untuk mengatasi masalah malnutrisi, kekurangan gizi kronis (stunting), dan kesenjangan akses makanan bergizi di kalangan anak-anak Indonesia. Diluncurkan sebagai bagian dari strategi penguatan pendidikan dan kesehatan dasar, program ini bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi siswa di tingkat pendidikan dasar, khususnya di wilayah-wilayah dengan prevalensi stunting tinggi dan tingkat kemiskinan yang signifikan.
Langkah strategis ini tidak hanya merupakan respons terhadap kondisi kesehatan anak Indonesia yang masih menghadapi tantangan berat, tetapi juga investasi besar terhadap masa depan bangsa. Melalui MBG, pemerintah berharap dapat memutus rantai stunting sejak dini dengan memastikan setiap anak sekolah mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang setiap hari.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyatakan kesiapan untuk menambah anggaran Program MBG hingga Rp171 triliun, seiring dengan rencana perluasan cakupan penerima manfaat program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun telah disiapkan di APBN. Hingga 21 Mei 2025, tercatat sebanyak 3,98 juta masyarakat telah menerima manfaat dari Program MBG. Adapun Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan telah mengarahkan perluasan program menjadi 82,9 juta penerima yang dilayani oleh 32.000 SPPG di seluruh Indonesia. Sehingga anggaran yang semua Rp100 triliun, menjadi sebesar Rp171 triliun.
Anggaran Rp 171 triliun yang disiapkan untuk program ini tidak hanya digunakan untuk pengadaan makanan semata, tetapi juga mencakup berbagai aspek pendukung yang memastikan program berjalan secara sistematis, efektif, dan berkelanjutan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai logistik, sistem distribusi, pelatihan tenaga kerja, pengawasan mutu makanan, serta penyuluhan dan edukasi gizi kepada siswa, guru, dan orang tua.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, program tidak hanya menjadi rutinitas pemberian makanan, tetapi juga menjadi gerakan nasional dalam membentuk budaya hidup sehat dan sadar gizi.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana juga mengatakan bahwa anggaran untuk program MBG telah dijamin pemerintah. Dengan komitmen pemerintah dan dorongan percepatan pelaksanaan, Program MBG tentu diharapkan mampu menjadi solusi konkret untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, sekaligus mendukung pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Pelaksanaan program ini juga menunjukkan pentingnya koordinasi lintas sektor yang kuat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Pertanian, bekerja sama untuk memastikan program berjalan dengan sinergi dan tidak tumpang tindih. Di tingkat daerah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota turut bertanggung jawab dalam pelaksanaan teknis, pengawasan, dan pelaporan. Sistem pelaporan berbasis digital diterapkan untuk memantau efektivitas, transparansi anggaran, serta ketercapaian target secara real-time.
Program MBG juga membawa nilai penting dalam konteks keadilan sosial. Dengan menjamin akses makanan bergizi secara gratis bagi seluruh anak tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, dan geografis, program ini turut mengurangi kesenjangan antarwilayah. Anak-anak di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar pun mendapatkan hak yang sama untuk tumbuh sehat dan cerdas, seperti halnya anak-anak di kota besar. Ini merupakan perwujudan nyata dari semangat inklusivitas dan pemerataan pembangunan yang menjadi prinsip utama dalam pembangunan nasional.
Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan MBG. Para orang tua, guru, organisasi masyarakat, dan tokoh komunitas harus dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan dan pemantauan program ini. Budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia menjadi kekuatan sosial yang dapat diandalkan untuk mengawal program ini agar tepat sasaran dan berkelanjutan. Penyuluhan gizi yang menyertai program ini juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi di rumah, sehingga terjadi transformasi pola makan secara menyeluruh.
Tidak kalah penting, program MBG juga menjadi sarana untuk mengedukasi anak-anak sejak dini mengenai pentingnya pola makan sehat. Melalui kurikulum terintegrasi dan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, anak-anak diajak untuk mengenal berbagai jenis makanan bergizi, belajar tentang manfaatnya bagi tubuh, serta dibiasakan untuk memilih makanan sehat setiap hari. Dengan demikian, MBG tidak hanya memberikan dampak fisik, tetapi juga membentuk karakter dan kebiasaan hidup sehat yang akan dibawa hingga dewasa.
Secara keseluruhan, alokasi anggaran sebesar Rp 171 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah monumental yang akan menorehkan dampak jangka panjang terhadap pembangunan manusia Indonesia. Ini bukan sekadar program bantuan sosial, tetapi strategi kebijakan publik yang menyentuh inti dari pembangunan bangsa: generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Melalui implementasi yang konsisten, pengawasan yang ketat, serta partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, program ini akan menjadi warisan berharga yang membentuk masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berkeadilan.
)* Penulis adalah tim redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ideas