Jakarta — Indonesia dan China memperkuat kemitraan strategis di bidang ketahanan pangan melalui pembangunan 1.000 dapur dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), dan Kadin China, yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam acara Indonesia-China Business Reception 2025 di Jakarta.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menjelaskan bahwa dapur-dapur tersebut akan berfungsi sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi bagian dari upaya gotong-royong dalam menyukseskan program MBG yang dicanangkan pemerintah.
“Target dari pemerintah adalah membangun 30 ribu dapur. Dari Kadin, kami mencoba bertahap, tapi target kami setidaknya 1.000 SPPG. Di dalam angka tersebut, Kadin China ingin berpartisipasi,” ujar Anindya.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri ditujukan untuk menjangkau sekitar 80 juta penerima manfaat, terutama anak-anak sekolah, yang menjadi sasaran peningkatan kualitas gizi secara nasional. Anindya menekankan bahwa kolaborasi ini bukan hanya penting dari sisi skala, tetapi juga strategis untuk masa depan bangsa.
“Karena kita lihat ini dampaknya bukan hanya besar tapi juga jangka panjang, karena ini buat generasi Indonesia ke depan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua KIKT Garibaldi “Boy” Thohir menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari penguatan hubungan bilateral Indonesia dan China yang telah terjalin selama 75 tahun. Menurut Boy, komitmen dari kalangan pengusaha China untuk mendukung program MBG menjadi wujud konkret dari semangat kolaborasi yang dibutuhkan dalam situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
“Penguatan kerja sama antar-negara perlu dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Program MBG ini adalah contoh yang sangat relevan, karena menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat,” ungkap Boy.
MoU antara Kadin Indonesia dan Kadin China menjadi fondasi untuk pelaksanaan pembangunan dapur MBG tersebut, yang akan disebar secara merata di berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat upaya pemerataan gizi nasional serta menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, membenarkan adanya kerja sama pembangunan 1.000 dapur MBG oleh Kadin bersama mitra dari China. Ia menegaskan bahwa mekanisme pelaksanaan pembangunan dapur-dapur ini sepenuhnya berada di bawah koordinasi Kadin.
“Kadin itu satu bagian yang juga akan mentargetkan kurang lebih 1.000 SPPG. Mekanismenya nanti dari Kadin yang akan bekerja sama dengan China. Selama ini sudah ada MoU dengan BGN, dan memang ingin punya target di seluruh daerah untuk membangun SPPG yang akan bermitra dengan BGN,” jelas Dadan.
Dadan menyambut baik partisipasi sektor swasta dalam program MBG, yang menurutnya akan memperkuat ekosistem pemenuhan gizi nasional secara lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan dukungan lintas negara dan sektor, pembangunan 1.000 dapur MBG ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju generasi sehat dan kuat, serta mempererat jalinan kerja sama ekonomi dan sosial antara Indonesia dan China. [-red]
[ed RW]