Oleh : Gavin Asadit )*
Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui peluncuran Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini dirancang untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada seluruh warga negara, mulai dari bayi hingga lansia, sebagai langkah preventif dalam mendeteksi dan mencegah penyakit sejak dini. Pemeriksaan kesehatan ini mencakup berbagai jenis penyakit, mulai dari skrining kekurangan hormon, penyakit jantung bawaan, hingga pemeriksaan gizi, telinga, mata, dan tekanan darah.
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, menyatakan bahwa program CKG untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan mengurangi beban penyakit yang dapat dicegah melalui deteksi dini. Pemeriksaan kesehatan mencakup berbagai jenis penyakit, mulai dari skrining kekurangan hormon, penyakit jantung bawaan, hingga pemeriksaan gizi, telinga, mata, dan tekanan darah.
Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, telah meninjau langsung pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis di Jakarta, tepatnya di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, dan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Dalam kunjungannya pada 20 Mei 2025 tersebut, Wapres mengatakan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap berbagai penyakit. Ia menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting dalam menjaga kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan dan memiliki risiko tinggi terhadap penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes.
Program ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Hingga pertengahan Maret 2025, tercatat lebih dari 777 ribu peserta yang telah mendaftar dari 9.285 Puskesmas yang tersebar di 502 kabupaten/kota dan 38 provinsi di seluruh Indonesia. Kabupaten Lamongan menjadi daerah dengan jumlah pendaftar tertinggi, yaitu sebanyak 27.284 orang, diikuti oleh Kabupaten Mojokerto dengan 24.361 peserta, dan Kota Semarang dengan 19.997 peserta. Data tersebut menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan secara berkala dan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menjalankan program nasional ini.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa CKG menargetkan 60 juta pemeriksaan pada tahun 2025, dengan cakupan yang akan terus ditingkatkan hingga mencakup lebih dari 200 juta penduduk pada tahun 2026. Anggaran sebesar Rp 4,7 triliun telah disiapkan melalui sinergi APBN dan APBD, hal tersebut mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjadikan layanan kesehatan preventif sebagai prioritas.
Di sisi lain, untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan ini, pemerintah menyediakan berbagai metode pendaftaran yang praktis. Pertama, masyarakat dapat menggunakan aplikasi Satu Sehat Mobile yang memungkinkan pengguna mengisi profil, melihat jadwal serta lokasi Puskesmas terdekat, dan memilih tanggal pemeriksaan yang diinginkan. Selain itu, tersedia pula layanan chatbot WhatsApp pada nomor 081110500567 yang memandu masyarakat melakukan pendaftaran secara langsung melalui percakapan otomatis. Bagi masyarakat yang tidak memiliki akses digital, pendaftaran juga dapat dilakukan secara langsung di Puskesmas dengan membawa kartu identitas seperti KTP atau Kartu Keluarga, dan petugas akan membantu seluruh proses pendaftaran.
Pemeriksaan kesehatan gratis ini mencakup berbagai kelompok usia dan dirancang berdasarkan siklus hidup masyarakat. Ada tiga momen utama dalam pelaksanaan program ini. Pertama, Cek Kesehatan Gratis saat ulang tahun yang dimulai sejak 10 Februari 2025 dan menyasar anak usia 0-6 tahun serta masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Pelayanan dilakukan di Puskesmas dan beberapa klinik yang telah bekerja sama, dan voucher pemeriksaan berlaku selama 30 hari sejak tanggal ulang tahun peserta. Kedua, Cek Kesehatan Gratis untuk anak usia sekolah, yaitu 7 hingga 17 tahun, yang akan dimulai pada Juli 2025 bersamaan dengan awal tahun ajaran baru. Ketiga, program pemeriksaan rutin untuk ibu hamil dan balita yang dilakukan setiap bulan di Posyandu dan dilengkapi dengan pemeriksaan menyeluruh di Puskesmas pada hari ulang tahun.
Jenis pemeriksaan yang ditawarkan dalam program ini sangat beragam. Pemerintah memfokuskan pemeriksaan pada deteksi dini penyakit jantung, kanker, serta kesehatan mental. Bagi ibu hamil dan balita, pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak berlangsung dengan baik dan mendeteksi potensi gangguan kesehatan sejak awal. Untuk usia dewasa dan lansia, pemeriksaan mencakup risiko stroke, kanker, tekanan darah, kadar gula darah, dan aspek kesehatan mental yang seringkali terabaikan dalam pemeriksaan rutin.
Secara keseluruhan, Program Cek Kesehatan Gratis merupakan langkah progresif dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dengan cakupan layanan yang luas dan akses yang mudah, program ini diharapkan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan dan miskin yang selama ini mengalami hambatan dalam mendapatkan layanan kesehatan.
Program ini bukan hanya sekadar layanan medis, tetapi juga merupakan wujud kehadiran negara dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Masyarakat pun diimbau untuk memanfaatkan program ini sebaik-baiknya dengan melakukan pendaftaran melalui berbagai kanal yang tersedia, baik digital maupun manual, demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan