Danantara Perkuat Infrastruktur Energi Lewat Pendanaan Terarah

Oleh : Nur Hakim)*

Danantara, sebagai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, kini hadir sebagai tulang punggung baru dalam penguatan infrastruktur energi nasional melalui pendanaan terarah yang difokuskan pada proyek-proyek strategis. Kehadirannya bukan sekadar wacana institusional, tetapi menjadi manifestasi nyata dari komitmen pemerintah dalam menjawab tantangan transisi energi dan mendorong kedaulatan energi Indonesia ke level yang lebih tinggi. 

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, langkah besar ini dirancang untuk memastikan bahwa potensi energi Indonesia yang sangat melimpah, baik dari sumber fosil maupun energi baru terbarukan dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan nasional serta kontribusi global. Melalui Danantara, investasi tidak lagi bersifat sporadis atau jangka pendek, melainkan diarahkan secara strategis agar mampu mempercepat pertumbuhan sektor energi sekaligus menopang visi besar menuju emisi nol karbon. 

Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan energi yang sangat besar, baik dari sumber fosil maupun energi baru terbarukan. Menurutnya, Danantara sebagai entitas investasi strategis sudah dipersiapkan untuk mengambil bagian dalam proyek-proyek energi berskala nasional. Penyiapan dana besar melalui Danantara disebut sebagai langkah konkret pemerintah dalam menjawab tantangan sekaligus peluang energi masa depan, yang kini makin dapat dijangkau berkat kemajuan teknologi.

Potensi Indonesia dalam sektor energi baru terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, air, angin hingga gelombang laut dinilai sangat melimpah. Teknologi mutakhir kini memungkinkan pemanfaatan sumber daya tersebut secara lebih optimal. Dengan keyakinan penuh, Prabowo menyebut bahwa dalam waktu dekat Indonesia tidak hanya akan mandiri secara energi, tetapi juga akan mampu menjadi pemasok energi bagi dunia.

Ia pun mendorong kolaborasi lintas pihak dan menyerukan agar para pelaku industri serta investor dari seluruh penjuru dunia memanfaatkan peluang besar di sektor energi nasional. Prabowo meyakini bahwa dengan dukungan investasi strategis seperti yang digalang Danantara, ekosistem energi nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.

Pernyataan tersebut mendapatkan dukungan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. Ia menegaskan bahwa kementeriannya siap menjalankan arahan Presiden terkait transisi energi dan pencapaian kedaulatan energi nasional. Sebagai bagian dari tim ekonomi nasional, Bahlil menegaskan bahwa dirinya akan mengatur sektor mana saja yang perlu menjadi prioritas dalam skema investasi Danantara, agar setiap proyek yang didanai mampu memberi dampak maksimal pada ketahanan energi nasional.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan skema-skema teknis seperti sistem bagi hasil atau gross split dalam industri hulu migas yang dinilai lebih ekonomis bagi para pelaku usaha. Menurutnya, perdebatan selama ini antara cost recovery dan gross split dapat dijawab dengan formulasi kebijakan baru yang lebih akomodatif, khususnya dalam hal kebutuhan modal ekspansi untuk sumur-sumur tua. Pemerintah menawarkan sweetener atau insentif kebijakan yang dapat meringankan beban investasi sekaligus mendorong peningkatan kapasitas lifting migas tanpa merugikan kontraktor.

Sementara itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Roeslani, menekankan bahwa investasi pada sektor energi bersih kini menjadi prioritas penting dalam kerangka mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2029. Ia menyatakan bahwa pemerintah tetap berkomitmen terhadap target net zero emissions pada tahun 2060, bahkan berupaya untuk memajukannya menjadi tahun 2050. Langkah ini diyakini dapat berjalan paralel dengan mendorong investasi yang berkelanjutan di sektor energi.

Rosan juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 3.700 gigawatt, tetapi baru sekitar 14,4 gigawatt yang terpasang. Artinya, peluang untuk pertumbuhan di sektor ini masih sangat besar. Menurutnya, berbagai jenis energi terbarukan seperti tenaga surya, hidro, bioenergi, angin, dan panas bumi memiliki potensi pengembangan yang signifikan. Khusus untuk panas bumi, Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu negara dengan cadangan terbesar di dunia, terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.

Sebagai CEO Danantara, Rosan melihat bahwa langkah investasi di sektor energi tidak hanya penting bagi pencapaian target emisi nol karbon, tetapi juga memiliki dampak positif yang luas. Reformasi kebijakan dan regulasi terus dilakukan agar investasi yang masuk ke Indonesia berjalan dengan baik, transparan, dan menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Ia meyakini bahwa transformasi sektor energi tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menjadikan Indonesia lebih tangguh dan kompetitif secara global.

Seluruh elemen pemerintahan tampak solid dalam menyukseskan agenda besar ini. Peran Danantara menjadi instrumen penting yang menghubungkan arah kebijakan nasional dengan kepentingan strategis jangka panjang dalam penguatan infrastruktur energi. Pendekatan investasi yang terarah dinilai mampu mempercepat proses transisi energi, mengoptimalkan potensi lokal, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam sektor energi global.

Dengan keterlibatan berbagai kementerian dan lembaga serta dukungan dari sektor swasta dan internasional, inisiatif ini bukan sekadar wacana, melainkan agenda transformasi nyata. Melalui kolaborasi multi-sektor, Indonesia diyakini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga komitmen pada keberlanjutan lingkungan dan kemandirian energi.

Karena itu, tidak ada alasan untuk menunda keterlibatan dalam transformasi energi nasional. Momentum ini adalah ajakan terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi bagian dari perubahan besar menuju Indonesia yang mandiri secara energi, berdaya saing global, dan berkomitmen terhadap keberlanjutan.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institutee