Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti “Indonesia Gelap” yang belakangan muncul di ruang publik.
Narasi tersebut dinilai sengaja digulirkan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan berpotensi mengganggu semangat persatuan serta optimisme nasional dalam menatap masa depan bangsa.
Ketua Umum Pengurus Pusat Tunas Indonesia Raya (PP TIDAR), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menegaskan bahwa narasi “Indonesia Gelap” bukanlah cerminan dari realitas, melainkan merupakan bentuk provokasi yang ditunggangi kepentingan tertentu.
“Menurut saya, narasi Indonesia Gelap adalah sebuah narasi yang memang digelontorkan dan dikompori oleh pihak-pihak yang mungkin tidak suka dengan kepemimpinan dari Bapak Prabowo Subianto,” ujar Saraswati
Saraswati, yang akrab disapa Sara, mengajak pemuda Indonesia untuk bersikap kritis namun tetap rasional dalam menanggapi berbagai kebijakan pemerintah. Ia menyadari bahwa sejumlah langkah kebijakan, terutama di awal pemerintahan, mungkin terasa tidak populer karena berkaitan dengan efisiensi anggaran. Namun, ia menekankan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk menutup kebocoran anggaran yang selama ini menghambat efektivitas pembangunan nasional.
“Apalagi dengan efisiensi anggaran yang begitu besarnya, tapi itu untuk apa? Menutup adanya kebocoran yang selama ini terjadi, yang tidak efisien, dan tidak efektif,” tegasnya.
Sara meyakini bahwa setiap kebijakan yang diambil Presiden Prabowo telah melalui pertimbangan matang dengan melibatkan para pakar ekonomi. Ia optimis bahwa arah kebijakan tersebut akan membawa Indonesia pada masa depan yang lebih cerah dan sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Kita ingin melihat lapangan pekerjaan yang sudah dijanjikan pasti akan terjadi, lewat ketahanan pangan, sektor agro, perumahan, maupun program makan bergizi gratis yang juga akan membuka lapangan kerja baru bagi generasi muda,” jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus berkontribusi positif dan tidak larut dalam pesimisme.
“Jadi jangan sedih, jangan khawatir, jangan gelisah. Mari kita lakukan bagian kita masing-masing dan kita percayakan untuk ekonomi makro kepada Bapak Prabowo,” pungkasnya.
Optimisme dan partisipasi aktif dari masyarakat dinilai menjadi kunci dalam menyongsong Indonesia Emas 2045