Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama mitra lintas sektor dan masyarakat sipil resmi meluncurkan Gerakan Nasional Siaga TBC. Peluncuran ini merupakan bentuk komitmen kolektif dalam menanggulangi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia, sekaligus menandai langkah nyata menuju target eliminasi TBC pada tahun 2030.
Dengan mengusung tema “Langkah Nyata Membangun Bangsa Sehat dan Kuat,” gerakan ini menekankan pentingnya sinergi nasional untuk mendorong deteksi dini, pengobatan tepat, serta pengawasan ketat terhadap penderita TBC di seluruh penjuru Tanah Air.
Dalam acara peluncuran yang digelar di Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti bahaya laten TBC yang hingga kini masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia. Ia menyebut bahwa penyakit ini telah ada sejak ribuan tahun lalu dan telah menelan lebih dari satu miliar korban jiwa secara global.
“Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat satu juta kasus TBC setiap tahunnya dan 125 ribu di antaranya meninggal dunia. Itu artinya, setiap empat menit ada satu orang Indonesia meninggal karena TBC,” tegas Menkes.
Ia menekankan bahwa TBC sebenarnya dapat disembuhkan karena obatnya tersedia. Namun, tantangannya terletak pada penularannya yang cepat melalui udara dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Karena itu, Menkes menegaskan pentingnya intervensi sejak dini melalui peran aktif para kader kesehatan di lapangan.
“Tahun ini target kita satu juta kasus TBC bisa ditemukan. Saat ini sudah 800 ribuan. Kader harus bantu temukan sisanya,” ujarnya.
Ia juga meminta agar pasien yang telah terdeteksi segera diberi pengobatan tanpa perlu menunggu rujukan ke rumah sakit. “Jangan ditunda. Jangan dirujuk ke rumah sakit, langsung diberi obat. Ini penting agar mereka tidak menularkan ke orang lain,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Menkes mengingatkan pentingnya pendampingan pasien selama masa pengobatan. Ia menjelaskan bahwa proses penyembuhan TBC memerlukan waktu cukup lama, dan jika pengobatan terputus di tengah jalan, pasien bisa mengalami resistensi obat.
“Jika terjadi resistensi, proses pengobatan akan menjadi lebih kompleks dan memerlukan penanganan lanjutan, sehingga pencegahan sejak awal menjadi kunci keberhasilan pemerintah,” jelasnya.
Gerakan ini merupakan inisiatif strategis pemerintah pusat yang kini diperluas dengan semangat kolaborasi seluruh elemen bangsa.
Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Hasbi menegaskan bahwa isu TBC mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari visi besar membangun kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
“Jangan sampai usianya emas, tapi generasinya tidak. Maka kita harus pastikan generasi kita sehat, bebas dari penyakit seperti TBC,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemberantasan TBC menjadi salah satu dari tiga prioritas nasional di bidang kesehatan, bersama dengan program cek kesehatan gratis dan pembangunan rumah sakit.
Peluncuran Gerakan Nasional Siaga TBC menjadi tonggak penting dalam upaya kolektif untuk mengakhiri ancaman TBC di Indonesia. Diharapkan, dengan sinergi seluruh pihak, cita-cita Indonesia bebas TBC bukan hanya menjadi harapan, tetapi kenyataan yang dapat segera diwujudkan.