Oleh : Manuel Bonay )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi angin segar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di seluruh pelosok negeri, termasuk di Papua. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, kehadiran MBG membawa harapan baru untuk mempersempit ketimpangan sosial dan pendidikan di wilayah timur Indonesia. Papua, dengan kekayaan alam yang luar biasa dan potensi generasi mudanya yang besar, membutuhkan intervensi konkret agar masa depan anak-anak di sana dapat lebih cerah dan setara dengan daerah lain. Melalui MBG, kita sedang menanam benih masa depan Papua yang unggul, sehat, dan berdaya saing tinggi.
Anak-anak adalah aset paling berharga bagi pembangunan bangsa. Namun, di banyak wilayah pedalaman Papua, masalah gizi buruk dan kelaparan masih menjadi tantangan. Banyak siswa berangkat sekolah dengan perut kosong, yang tentu memengaruhi konsentrasi belajar, semangat, dan daya tangkap mereka di kelas. Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menurunkan kualitas SDM. Program MBG hadir sebagai jawaban konkret untuk memutus rantai malnutrisi dan membantu anak-anak Papua tumbuh sehat secara fisik dan mental. Ketika anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, mereka tidak hanya mampu belajar lebih baik, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang kuat dan produktif.
Tokoh Masyarakat Papua, Esau Tegai mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada pemerintah atas pelaksanaan MBG di Papua. Program MBG memiliki bertujuan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi di seluruh Indonesia, terutama di wilayah Papua, sehingga hal tersebut menjadi fondasi penting bagi terwujudnya pembangunan nasional yang adil dan merata. Dengan memberikan akses makanan bergizi secara gratis, MBG diharapkan mampu meningkatkan konsentrasi belajar, daya tahan tubuh, serta produktivitas generasi muda Papua, yang pada akhirnya berkontribusi pada kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Selain itu, lebih dari sekadar menyediakan makanan, MBG juga menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam menjamin hak dasar setiap anak untuk tumbuh dan berkembang. Negara hadir di meja makan anak-anak Papua, memastikan bahwa tidak ada lagi yang tertinggal hanya karena faktor ekonomi atau letak geografis. Dengan pemberian makan siang yang sehat, terukur gizinya, dan disesuaikan dengan potensi lokal, program ini juga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Salah satu kekuatan utama Papua terletak pada keragaman budaya dan potensi alamnya. Jika dikombinasikan dengan SDM yang unggul, Papua bisa menjadi pusat kemajuan dan inovasi di timur Indonesia. MBG adalah investasi jangka panjang yang strategis. Saat ini, mungkin yang terlihat hanya sekadar sepiring nasi dan lauk pauk bergizi, namun dalam dua dekade ke depan, anak-anak yang hari ini diberi makan dengan layak akan menjadi guru, dokter, insinyur, pemimpin daerah, bahkan tokoh nasional yang membawa Papua ke panggung dunia. Sebab, tidak ada pembangunan yang berhasil tanpa SDM yang sehat dan cerdas.
Selain aspek kesehatan dan ekonomi, MBG juga berpotensi memperkuat nilai-nilai sosial dan kebersamaan di lingkungan sekolah. Makan bersama menciptakan momen kebersamaan yang bisa menumbuhkan rasa empati, saling peduli, dan membangun karakter. Di Papua, di mana masyarakat adat menjunjung tinggi nilai kolektivitas, makan siang bersama bisa menjadi bagian dari pendidikan karakter yang menyatu dengan budaya lokal. Hal ini tentu memperkuat identitas anak-anak Papua sebagai generasi penerus yang tidak tercerabut dari akarnya, namun juga siap bersaing di dunia modern.
Kemudian pemerintah daerah memiliki peran penting dalam menyukseskan program ini. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, MBG dapat dijalankan dengan optimal, termasuk melalui penyesuaian menu dengan bahan pangan lokal, pemanfaatan tenaga kerja setempat, dan pengawasan yang ketat terhadap mutu dan kebersihannya. Keterlibatan masyarakat, sekolah, dan orang tua juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga mitra aktif dalam membangun ekosistem pendidikan yang sehat dan inklusif.
Dalam jangka panjang, dampak positif MBG akan terasa tidak hanya pada kesehatan anak, tapi juga pada peningkatan angka partisipasi sekolah, penurunan angka putus sekolah, dan peningkatan prestasi belajar. Semua ini akan berkontribusi pada lahirnya SDM Papua yang unggul dan siap bersaing secara nasional maupun global. Keberhasilan MBG di Papua juga bisa menjadi model bagi wilayah lain dengan tantangan serupa, sekaligus mempertegas komitmen bangsa dalam membangun Indonesia dari pinggiran.
Program MBG bukanlah sekadar kebijakan populis, melainkan langkah revolusioner untuk memutus siklus kemiskinan dan ketertinggalan yang telah lama membayangi Papua. Melalui asupan gizi yang cukup, anak-anak Papua akan memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan meraih cita-cita mereka. Ini adalah bentuk keadilan sosial yang nyata, di mana negara hadir untuk melindungi dan memberdayakan setiap anak bangsa. Dengan MBG, kita bukan hanya memberi makan hari ini, tapi juga sedang menyiapkan pemimpin masa depan Papua yang sehat, cerdas, dan berintegritas. Masa depan Papua yang gemilang dimulai dari satu piring makan siang yang bergizi.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua di Yogyakarta