Oleh : Andi Mahesa )*
Pendidikan bukan sekadar hak, melainkan fondasi kemajuan bangsa. Di tengah tantangan ketimpangan akses pendidikan antarwilayah, pemerintah menghadirkan sebuah terobosan strategis yaitu dengan melakukan percepatan pembangunan Sekolah Rakyat. Program ini bukan hanya soal membangun gedung sekolah, melainkan membuka jalan bagi lahirnya generasi masa depan yang unggul, bebas dari jerat kemiskinan struktural, dan berdaya saing tinggi. Inilah wujud nyata keberpihakan negara kepada rakyat kecil, terutama mereka yang berada di pelosok-pelosok negeri.
Sekolah Rakyat merupakan inisiatif pendidikan inklusif yang dirancang untuk menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum terlayani secara optimal oleh sistem pendidikan formal. Sasaran utamanya adalah anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan kawasan terpencil. Dengan fasilitas gratis dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, Sekolah Rakyat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus pindah ke kota atau membebani orang tua secara finansial.
Presiden Prabowo Subianto, melalui visi Asta Cita, secara tegas menempatkan sektor pendidikan sebagai salah satu pilar utama menuju Indonesia Emas 2045. Visi ini kini diterjemahkan secara konkret melalui keterlibatan lintas kementerian dalam pembangunan Sekolah Rakyat.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa Kementerian PU siap mendukung penuh pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di daerah, termasuk program Sekolah Rakyat di berbagai kabupaten. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah pusat dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Dody menegaskan bahwa dukungan terhadap program Sekolah Rakyat merupakan implementasi langsung dari arahan Presiden Prabowo. Kementerian Pekerjaan Umum akan menjadi ujung tombak pembangunan fisik sekolah mulai dari desain arsitektur yang ramah anak, infrastruktur tahan bencana, hingga fasilitas sanitasi yang layak. Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk segera menyusun proposal pembangunan dan menyiapkan lahan sebagai bentuk sinergi pusat-daerah. Akselerasi Pembangunan ini tidak bisa berjalan satu arah. Pemerintah daerah harus proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan dan menyampaikan proposal dengan cepat.
Sementara itu, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyoroti peran strategis Sekolah Rakyat dalam konteks pengentasan kemiskinan. Menurutnya, pendidikan merupakan instrumen paling ampuh untuk memutus rantai kemiskinan antar-generasi, karena Sekolah Rakyat dirancang untuk membantu pelajar tidak mampu, khususnya dari kelompok miskin ekstrem agar mereka bisa bersekolah secara gratis dan berkualitas.
Pernyataan Menteri Sosial ini menyentuh akar persoalan sosial-ekonomi bangsa. Di Indonesia, kemiskinan masih menjadi penyebab utama anak-anak putus sekolah. Biaya transportasi, seragam, hingga kebutuhan harian membuat banyak keluarga enggan menyekolahkan anaknya, apalagi jika sekolah terdekat berjarak puluhan kilometer. Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi konkret atas permasalahan ini. Dengan lokasi yang dekat dan bebas biaya, sekolah ini akan menjadi titik awal perubahan sosial yang berkelanjutan.
Kemudian, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga menunjukkan komitmen kuat. Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyatakan kesiapan penuh untuk berkolaborasi lintas kementerian demi mempercepat realisasi Sekolah Rakyat. Menurutnya, pembangunan Sekolah Rakyat adalah langkah strategis untuk memastikan tidak ada anak Indonesia yang tertinggal dari hak pendidikan. Anak-anak kurang mampu yang selama ini belum tertampung di sekolah negeri akan memiliki akses melalui Sekolah Rakyat dan ini adalah bentuk kehadiran negara dalam menyiapkan talenta unggul Indonesia masa depan.
Kementerian yang dipimpinnya tengah merancang kurikulum yang kontekstual dan adaptif. Selain pelajaran umum, Sekolah Rakyat akan mengintegrasikan pendidikan karakter, kecakapan hidup (life skills), dan kearifan lokal. Dengan demikian, lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi realitas sosial-ekonomi lokal.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa pendidikan yang dekat dengan komunitas lokal cenderung lebih efektif dalam meningkatkan partisipasi siswa dan keberlanjutan pendidikan. Di sinilah keunggulan Sekolah Rakyat yang hadir bukan sebagai entitas asing, tetapi sebagai bagian dari komunitas itu sendiri.
Lebih dari sekadar gedung dan fasilitas, Sekolah Rakyat adalah wujud keadilan sosial. Sekolah tersebut mencerminkan prinsip bahwa setiap anak Indonesia di mana pun mereka lahir memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan meraih masa depan cerah. Percepatan pembangunan Sekolah Rakyat di berbagai daerah merupakan manifestasi nyata dari janji konstitusi yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Keberhasilan program ini tentu memerlukan dukungan semua pihak. Pemerintah daerah harus responsif dan inovatif, masyarakat lokal perlu terlibat dalam pengawasan serta pemeliharaan, dan dunia usaha diharapkan turut memberikan kontribusi melalui skema CSR atau kemitraan pembangunan. Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan juga bisa memberikan dukungan melalui program pengabdian masyarakat atau pelatihan bagi tenaga pengajar Sekolah Rakyat.
Dalam jangka panjang, keberadaan Sekolah Rakyat diyakini akan memberikan manfaat jangka panjang, selain meningkatkan angka partisipasi sekolah di daerah tertinggal, juga memacu pertumbuhan ekonomi lokal. Ketika anak-anak mendapat akses pendidikan yang layak, maka mereka akan tumbuh menjadi individu produktif yang mampu menciptakan perubahan di komunitasnya.
)* Penulis adalah mahasiswa Unas Jakarta.