Oleh: Fitri Lubis)*
Koperasi Merah Putih terus didorong menjadi salah satu ujung tombak dalam memperkuat perekonomian lokal dan menekan angka kemiskinan ekstrem di berbagai daerah. Upaya yang dilakukan koperasi ini sejalan dengan arahan pemerintah dalam menciptakan sistem ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah.
Melalui pendekatan berbasis komunitas, berbagai sektor usaha kecil dan menengah telah difasilitasi oleh Koperasi Merah Putih. Beragam bantuan akses modal, pelatihan usaha, hingga pendampingan bisnis telah diberikan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Program-program yang dijalankan koperasi ini pun dirancang agar sesuai dengan kebutuhan lokal dan potensi ekonomi masing-masing daerah.
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengatakan pentingnya pengembangan Koperasi Merah Putih sebagai instrumen penguatan ekonomi rakyat patut diapresiasi dan didukung secara luas. Dalam konteks ketimpangan ekonomi dan tantangan pembangunan yang masih terasa hingga ke tingkat desa dan kelurahan, koperasi memang menjadi solusi yang tidak hanya realistis, tetapi juga strategis.
Koperasi Merah Putih, sebagaimana disampaikan Eddy, bukan sekadar simbol. Ia adalah bentuk konkret dari semangat gotong royong ekonomi yang telah lama menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Ketika ekonomi nasional mengalami tekanan, baik karena faktor global maupun tantangan internal, struktur ekonomi berbasis komunitas justru terbukti lebih tahan banting dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Di sinilah koperasi memainkan peran sentral.
Dukungan penuh telah diberikan oleh pemerintah terhadap gerakan koperasi, termasuk Koperasi Merah Putih, sebagai bentuk keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan. Berbagai regulasi yang memudahkan perizinan, insentif pajak, serta kerja sama dengan lembaga keuangan dan kementerian teknis telah disiapkan agar koperasi bisa tumbuh dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Dengan demikian, koperasi tidak hanya dilihat sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang menyentuh lapisan masyarakat terbawah.
Kontribusi koperasi dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem pun sudah mulai menunjukkan hasil. Di sejumlah wilayah, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap, kini telah memiliki usaha mandiri berkat modal yang disalurkan koperasi. Produk-produk lokal pun telah berhasil menembus pasar yang lebih luas, termasuk pasar digital dan ekspor terbatas. Perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa koperasi mampu menjadi solusi atas tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat akar rumput.
Staf Ahli Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi sekaligus akademisi Universitas Brawijaya, Al Muizzuddin Fazaalloh, mengatakan pentingnya pembangunan 80.000 Koperasi Merah Putih sebagai bagian dari visi Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045, merupakan sinyal kuat bahwa pembangunan ekonomi nasional kini diarahkan lebih berpihak pada masyarakat bawah. Gagasan besar ini, yang lahir dari instruksi Presiden, patut dilihat sebagai langkah strategis dalam menciptakan struktur ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Pemerintah terus mengupayakan pemerataan pembangunan antara kota dan desa, meskipun tantangan geografis dan akses masih menjadi hambatan yang harus diatasi secara bertahap. Masyarakat desa kerap berada di posisi yang kurang menguntungkan, baik dari sisi akses ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun infrastruktur. Dengan mendirikan dan merevitalisasi koperasi di tingkat desa, program Koperasi Merah Putih bisa menjembatani ketimpangan tersebut secara konkret.
Sinergi antara koperasi dan program nasional penanggulangan kemiskinan juga terus diperkuat. Salah satunya melalui integrasi data penerima bantuan dan pelaku usaha mikro, sehingga pemberdayaan bisa dilakukan secara lebih terarah dan berkelanjutan. Pendekatan kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan koperasi dinilai sebagai strategi efektif untuk menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang tangguh dan adaptif.
Dalam jangka panjang, keberadaan koperasi seperti Koperasi Merah Putih diharapkan mampu menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat. Ketergantungan terhadap bantuan tunai dapat dikurangi, karena masyarakat mulai memiliki penghasilan dari aktivitas usaha sendiri. Di sisi lain, pertumbuhan koperasi juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru, yang pada akhirnya membantu mengurangi tingkat pengangguran terbuka.
Pernyataan Bupati Purbalingga, Fahmi M. Hanif, mengenai percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh desa merupakan bentuk kepemimpinan yang berorientasi pada solusi nyata dan berkelanjutan. Dengan menekankan bahwa koperasi bukan sekadar formalitas, Bupati Fahmi menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan ekonomi desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat akar rumput.
Meskipun saat ini 138 desa telah menyelesaikan Musyawarah Desa (Musdes), pemerintah daerah terus mengawal percepatan di sisa desa lainnya sebagai bentuk komitmen terhadap pemerataan ekonomi. Data ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dituntaskan. Ketegasan Bupati dalam meminta camat dan dinas terkait untuk segera mengawal proses pembentukan koperasi menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk menunda langkah-langkah strategis yang berdampak langsung pada kehidupan warga desa.
Komitmen pemerintah terhadap penguatan koperasi tidak hanya akan terus dijaga, tetapi juga ditingkatkan. Berbagai skema pembiayaan murah dan pendampingan kelembagaan telah disiapkan untuk memperluas jangkauan koperasi hingga pelosok desa. Kepercayaan masyarakat terhadap koperasi juga terus dibangun melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan.
Dengan dukungan bersama dan kerja keras seluruh elemen masyarakat, Koperasi Merah Putih diharapkan terus berkembang menjadi motor penggerak perekonomian rakyat dan solusi nyata dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem. Peran koperasi bukan hanya sebagai sarana ekonomi, tetapi juga sebagai simbol solidaritas dan kemandirian bangsa.
)*Penulis merupakan Pengamat Ekonomi Digital – Ekonomi Inovasi Foundation