Jakarta,- Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tekanan, Pemerintah Indonesia menunjukkan keteguhan dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor ekspor nasional. Meski kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu ketidakpastian di berbagai belahan dunia, Indonesia berhasil menjaga momentum pertumbuhan, bahkan menunjukkan tren positif di sejumlah sektor dan daerah.
Salah satu bukti keberhasilan tersebut tercermin dari kinerja ekonomi Provinsi Banten. Di tengah perlambatan ekonomi nasional dan kawasan Jawa, Banten justru mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,19 persen pada triwulan I 2025 melampaui rata-rata nasional dan regional.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten, Ameriza M Moesa, menjelaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan Amerika tidak berdampak negatif terhadap Banten. erdasarkan asesmen Bank Indonesia, produk-produk manufaktur ekspor dari Banten tergolong dalam kategori yang dikecualikan dari perang tarif antara AS dan Tiongkok.
“Kedua negara tersebut adalah negara besar dunia, tentunya impact-nya ke semua negara termasuk Indonesia. Namun, berdasarkan asesmen kami, triwulan ini dampak dari perang dagang itu belum terlihat berdampak negatif terhadap perekonomian Banten,” ujarnya.
Keberhasilan ekspor tidak hanya terlihat dari sektor industri, tetapi juga sektor perikanan. Pemerintah kembali membuka jalur ekspor produk perikanan unggulan ke Uni Emirat Arab (UEA), mempertegas daya tahan dan daya saing sektor ini di tengah gejolak global. Co-founder Aruna Indonesia, Utari Octavianty, menyebut ekspor ini menjadi penegasan bahwa sektor perikanan nasional tetap tangguh.
“Ekspor ini bukan sekadar pengulangan, tapi penegasan bahwa di tengah situasi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian, sektor perikanan Indonesia tetap tumbuh, kuat, dan mampu bertahan,” jelas Utari.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, turut melihat adanya peluang strategis di tengah konflik dagang antara AS dan Tiongkok. Menurutnya, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengisi celah pasar global yang ditinggalkan dua raksasa ekonomi tersebut.
“Ini peluang yang harus kita kejar dengan mempercepat perjanjian dagang bilateral seperti TIFA dan CEPA, serta memperkuat mekanisme perlindungan perdagangan domestik,” ucap Shinta.
Pemerintah terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menangkap peluang ekspor dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di rantai pasok global. Ketangguhan ini mencerminkan fondasi ekonomi nasional yang semakin kokoh dan siap menjawab tantangan global dengan solusi yang strategis dan terukur.